Thursday, December 31, 2009

Selamat Jalan Gus Dur, Sang Jurnalis, Kolumnis, Pengarang




Gus Dur merupakan potret kehidupan Jurnalis, Kolumnis, Pengarang, Politikus, Humorolog, Presiden, Kyai nyentrik yang penuh liku. Selamat Jalan, Semoga terang dan lapang kuburannya. Semoga Ditempatkan di sisi Allah SWT.

Abdurrahman Wahid memiliki karir awal sebagai jurnalis, menulis untuk majalah Tempo dan koran Kompas. Artikelnya diterima dengan baik dan ia mulai mengembangkan reputasi sebagai komentator sosial. Dengan popularitas itu, ia mendapatkan banyak undangan untuk memberikan kuliah dan seminar, membuat dia harus pulang-pergi antara Jakarta dan Jombang, tempat Wahid tinggal bersama keluarganya.

Meskipun memiliki karir yang sukses pada saat itu, Gus Dur masih merasa sulit hidup hanya dari satu sumber pencaharian dan ia bekerja untuk mendapatkan pendapatan tambahan dengan menjual kacang dan mengantarkan es untuk digunakan pada bisnis Es Lilin istrinya [15]. Pada tahun 1974, Wahid mendapat pekerjaan tambahan di Jombang sebagai guru di Pesantren Tambakberas dan segera mengembangkan reputasi baik. Satu tahun kemudian, Wahid menambah pekerjaannya dengan menjadi Guru Kitab Al Hikam.

Pada tahun 1977, Wahid bergabung ke Universitas Hasyim Asyari sebagai dekan Fakultas Praktek dan Kepercayaan Islam. Sekali lagi, Wahid mengungguli pekerjaannya dan Universitas ingin agar Wahid mengajar subyek tambahan seperti pedagogi, syariat Islam dan misiologi. Namun, kelebihannya menyebabkan beberapa ketidaksenangan dari sebagian kalangan universitas dan Wahid mendapat rintangan untuk mengajar subyek-subyek tersebut. Sementara menanggung semua beban tersebut, Wahid juga berpidato selama ramadhan di depan komunitas Muslim di Jombang. (Sumber wikipedia)

Thursday, December 10, 2009

Napoleon Bonaparte Marah: salah kaprah istilah Tour d’Indonesia


Note: artikel ini menyotori salah kaprah penggunaan Tour d’Indonesia

Kaget juga saya membaca kolom ”Jelajah Indonesia” pada rubrik ini pekan lalu. Tampaknya penulis, Dian Purba, tak terbiasa dengan bahasa Perancis. Dia mempersoalkan terma Tour d’Indonesia, tetapi di dalam tulisannya tersua Tour d’Franc.

Memang soal pokoknya: mengapa lomba balap sepeda yang melintasi Pulau Jawa kemarin dinamakan Tour d’Indonesia. Sebelum ikut mengecam orang Indonesia yang sok keren mencomot kosakata asing, saya mau menggugat mengapa Tour de France sampai salah tulis menjadi Tour d’Franc.

Tour de dalam Kamus Perancis-Indonesia susunan Winarsih Arifin dan Farida Soemargono berarti jarak atau perjalanan yang ditempuh dengan berkeliling. Pada lema itu Le tour de France, yang dikenal sebagai Tour de France saja, bermakna perlombaan naik sepeda keliling Perancis.

Tour d’Franc tak bisa diartikan, tak bisa pula diucapkan sebab apostrof dalam bahasa Perancis hanya digunakan apabila preposisi bertemu dengan kata yang diawali dengan vokal atau huruf h. Lagi pula, franc bukanlah kata benda untuk menamai Negara Perancis, melainkan sebutan bagi mata uang Perancis sebelum bersulih menjadi euro.

Sudah salah, macam-macam pula salahnya. Zonasepeda.com menuliskan bahwa perlombaan sepeda kemarin bernama Tour de Indonesia. Ini salah sebab Indonesia dimulai dengan vokal: de mesti menjadi d’ belaka. Tour.telkomspeedy.com menuliskan Tour d’Indonesia. Ini pun janggal sebab bahasa Perancis mengenal Indonesie selaku nomina untuk Indonesia. Jadilah Tour d’Indonesie, kelompok kata yang benar secara gramatikal dan dapat diartikan sebagai lomba balap sepeda keliling Indonesia. Persoalannya, yang terjadi kemarin pesepeda dalam lomba itu hanya berbalap melintasi Jawa-Bali, bukan seluruh Indonesia.

Setiap bahasa punya aturan sendiri. Itu yang hendak saya tunjukkan dengan menulis Tour de France memakai huruf besar sebagai awalan. Yang demikian salah sebab orang Perancis tidak mengenal pemakaian huruf besar pada setiap awal kata yang menunjukkan nama sesuatu, kepanjangan, ataupun judul. Jadi cukup ditulis tour de France saja. F besar karena France nama negara.

Kejayaan tour de France yang sudah diselenggarakan sejak 1903 ternyata banyak berpengaruh. Sampai-sampai Jawa Timur lebih dulu tak percaya diri dengan menamakan perlombaan sepeda tahunan yang diadakan sejak 2005: Tour de East Java. Perpaduan ini membuat seakan Inggris dan Perancis mempunyai hubungan mesra, tetapi cukup memancing Napoléon Bonaparté murka.

Daripada memakai terma Tour d’Indonesia atau Tour de Indonesia yang sudah jelas salah secara leksikal ataupun tour d’Indonesie yang maknanya tidak sesuai dengan kenyataan, mungkin Menteri Negara Pemuda dan Olahraga bisa mengadakan sayembara memberi nama lomba itu dalam bahasa Indonesia yang tepat.

Prima Sulistya W Pebahasa Perancis, Tinggal di Purwokerto,
Jumat, 11 Desember 2009 | 03:05 WIB

Wednesday, December 02, 2009

Menstimulasi Sastra Sejak Janin?

Ada percobaan menstimulasi otak sejak janin, bernama the Edith Experiment (Percobaan Edith). Tahun 1952, Aaron Stern, wartawan New York Times memutuskan memberi lingkungan belajar semendukung mungkin kepada Edith, anak perempuannya. Dia ingin menstimulasi dan menantang sepenuhnya otak Edith yang masih muda. Bahkan ketika Edith masih berupa janin berusia lima bulan di rahim, Aaron telah memiankan musik klasik dan membaca buku untuk anak perempuannya (sebuah kajian menegaskan bahwa bayi mulai belajar bahasa sejak di rahim). Segera setelah Edith lahir, Aaron mulai bicara ke Edith yang masih bayi dengan kalimat orang dewasa yang lengkap. Setiap hari, Aaron juga menunjukkan kepada si jabang bayi, berbagai kartu flash yang memuat gambar, angka, dan kata. Hasilnya? Di usia satu tahun, Edith telah mampu bicara dalam kalimat lengkap. Di usia 5 tahun, dia telah selesai membaca seluruh volume Ensiklopedia Britannika. Di usia 6 tahun, Edith mampu membaca enam buku dalam sehari dan harian New York Times. Di usia 12 tahun, dia masuk universitas dan di usia 15, dia mengajar Matematika di Michigan State University.

Mungkinkan mentsimulasi sastra sejak janin?

Tuesday, December 01, 2009

Editor Pakistan Raih Pena Emas


Hyderabad, Kompas - Pemimpin Redaksi Friday Times dan Daily Times Pakistan Najaam Sethi meraih penghargaan Pena Emas 2009. Anugerah bagi wartawan yang memperjuangkan kemerdekaan pers itu diberikan Presiden Forum Editor Dunia Xavier Vidal-Folch dalam pembukaan Kongres Asosiasi Surat Kabar Dunia di Hyderabad, India, Selasa (1/12). Budiman Tanuredjo dan Abun Sanda

Penghargaan diberikan di depan Presiden India Pratibha Devi Singh Patil yang sekaligus membuka kongres tersebut.

Pada tahun 2008, anugerah Pena Emas diberikan kepada wartawan dari China, Li Changqing, yang juga dipenjarakan oleh Pemerintah China

Bagi Najaam, penghargaan Pena Emas 2009 sebagai simbol diteruskannya perjuangan untuk meningkatkan demokrasi dan kebebasan pers.

”Berbeda dengan perjuangan pers masa silam yaitu untuk melawan kemiskinan, kini pers dihadapkan pada penegakan kemerdekaan pers untuk menghindari campur tangan pemerintah dan menghindari cara ekstrem untuk menekan media,” kata Najaam, yang beberapa kali mendapat ancaman pembunuhan dari kelompok Taliban, yang menudingnya sebagai agenda Barat, serta ancaman dari pasukan keamanan Pakistan.

Najaam mengaku sangat sulit memperjuangkan kemerdekaan pers di Pakistan yang ancamannya dari aktor negara ataupun aktor nonnegara, tapi dari sisi lain secara bisnis harus menguntungkan.

Bagi Xavier, apa pun kesulitan di lapangan, pers dunia tak boleh berkompromi dengan penguasa dalam hal keadilan dan kebebasan. ”Solidaritas dunia diperlukan untuk menjaga kemerdekaan pers,” tambah Presiden Forum Editor Dunia tersebut.

88 wartawan tewas

Sepanjang tahun 2009, sedikitnya tercatat 88 wartawan tewas dan ratusan pekerja media ditahan. Sebagian penahanan mereka dilakukan tanpa melalui proses pengadilan yang benar.

Demikian pernyataan pers Asosiasi Surat Kabar Dunia (WAN) dan Forum Editor Dunia (WEF) dalam pertemuan mereka di Hyderabad, India, Senin malam. Kedua organisasi itu juga mengecam aksi pembunuhan keji terhadap 30 pekerja media di Filipina selatan, 23 November lalu.

Menurut catatan WAN, lebih dari 750 wartawan terbunuh di seluruh dunia dalam satu dekade terakhir ini. Pertemuan pengurus WAN dan WEF dilangsungkan sebelum acara pembukaan Kongres Asosiasi Surat Kabar Dunia.

WAN dalam laporan tahunannya juga mencatat bahwa kemerdekaan pers tetap dipandang sebagai sebuah ancaman di sejumlah negara. Di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, wartawan yang memperjuangkan kemerdekaan pers masih dijadikan target oleh pemerintah yang berkuasa.

Di Afrika sering didapati pemerintah menuntut secara hukum wartawan yang mempersoalkan korupsi di tubuh pemerintah dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Sunday, November 29, 2009

Word Myths: Debunking Linguistic Urban Legends



Do you believe that Ring Around the Rosie refers to the Black Death? Or that Eskimos have 50 (or 500) words for "snow"? Or that "Posh" is an acronym for "Port Out, Starboard Home"? If so, you badly need this book. In Word Myths, David Wilton debunks some of the most spectacularly wrong word histories in common usage, giving us the real stories behind many linguistic urban legends.
Readers will discover the true history behind such popular words and expressions such as "rule of thumb," "the whole nine yards," "hot dog," "raining cats and dogs," "chew the fat," "AWOL," "under the weather," "in like Flynn," "Dixie," "son of a gun," "tinker's damn," and many more. We learn that SOS was not originally an acronym for "Save Our Ship" or "Save Our Souls," but was chosen because the morse code signal (3 dots, 3 dashes, 3 dots) was easy to send and recognize. Also, "let the cat out of the bag" does not refer to the whip (the "cat") used to punish sailors aboard ship. The term "upset" (to defeat unexpectedly) does not date from the horse race when the heavily favored Man O' War was beaten by a nag named Upset (Upset was the only horse ever to defeat Man O' War, but the word predates the race by half a century). And Thomas Crapper did not invent the flush toilet, nor do the words "crap" or "crapper" derive from his name.
As Wilton quashes these word myths, he offers us the best of both worlds: not only do we learn the many wrong stories behind these words, we also learn why and how they were created--and what the real story is. "Think 'hot dog' was coined by a New York baseball vendor, or that a certain vulgarity originated as an acronym? Then you need to read this book, which shows that some of the best etymological stories are just tall tales." --Chicago Tribune (10 Best Books About Language, 2004)
"Most everything you know about word and phrase origins is likely to be wrong, and David Wilton proves it with a light touch and a wealth of fascinating case histories. Absolutely everyone with an interest in language will love this book." --J.E. Lighter, Editor, Historical Dictionary of American Slang

Dictionary of Slang and Unconventional English



*Starred Review* The king is dead. Long live the king! Since 1937 the standard dictionary of English slang has been Eric Partridge's The Dictionary of Slang and Unconventional English. In edition after edition, Partridge enumerated slang words, provided quotations both to illustrate use and to date origins, cited other authorities, and applied usage labels. These included slang and cant, colloquialisms, solecisms, catchphrases, nicknames, and vulgarisms. The last, Partridge explained, are "words and phrases that, in no way slangy, are avoided in polite society." English has changed; society has changed; the time has come for a new Partridge.

Partridge recorded the slang of the UK as well as that of some Commonwealth countries. Conspicuously absent was the rich slang of the U.S., slang exported worldwide by GIs during World War II and broadcast globally through communications media that have, to use a current catchphrase, made the world flat. As the world changed, as English with an American accent became the lingua franca of the latter half of the twentieth century, Partridge (1894-1979) was less connected to the popular culture that breeds slang. As the culture changed--some would argue that it coarsened--the notion of vulgarisms has become anachronistic. Indeed, the U.S. vice president has been recorded publicly hurling one of the most vulgar yet most common slang words at a senator. In the flattened world, colloquialisms and slang terms have often become indistinguishable. Thus, the New Partridge.

In their backgrounds, the editors embody the spirit and informality of slang. Dalzell, a California labor lawyer who entered the bar not through the conventional path of a law degree but by "reading the law," has read widely in other areas and has become a nationally recognized expert on slang in English, especially in American English. Victor, a British actor and playwright, expresses his enthusiasm for slang's popularity, earthiness, and expressiveness in his rather peculiar endorsement for the New Partridge, saying, "If you never read a more exciting, more sexy, more rude, more filthy, more disgusting book in your life, it would have been one of the best books you ever read."

Both deeply connected through life experience with post-World War II culture, the editors have created a truly new Partridge. It encompasses the entire English-speaking world and focuses on slang and unconventional English used or created since 1945. Its catholicity includes "pidgin, Creolised English and borrowed foreign terms used by English-speakers in primarily English-language conversation." Gone are Partridge's labels separating the polite sheep from the vulgar goats. Dalzell and Victor celebrate the English language's fecundity by "embrac[ing] the language of the beats, hipsters, Teddy Boys, mods and rockers, hippies, pimps, druggoes, whores, punks, skinheads, ravers, surfers, Valley Girls, dudes, pill-popping truck drivers, hackers, rappers and more."

As in the original Partridge, entries list the term, identify its part of speech, explain its meaning, identify the country of origin, and cite sources or provide quotations showing how the term is used. The New Partridge draws on numerous specialized dictionaries, including Rick Ayers' Berkeley High Slang Dictionary (2004); Gregory Clark's Words of the Vietnam War (1990); Ralph de Sola's Crime Dictionary (1982); John A. Holm's Dictionary of Bahamian English (1982); and Ruth Todasco's The Intelligent Woman's Guide to Dirty Words (1973). Other sources range widely: popular fiction, newspaper stories, Lennon and McCartney song lyrics, scholarly journal articles, magazines, transcripts of debate in Northern Ireland's parliament, and more--even Rush Limbaugh's radio program (source of the term feminazi) and Howard Stern's Miss America (1995). Despite including six double-columned pages for fuck and its many related coinages, none of these entries cite Jesse Sheidlower's The F Word (1999), surely one of the very few, if not the only, dictionary devoted to a single slang word of singular popularity.

Dalzell and Victor note that Partridge's "etymologies at times strayed from the plausible to the fanciful," but their etymologies are at times absent. They clearly define terms such as bimbo, daddy mac, lug (as a noun meaning ear), and potsy. However, they leave a reader wondering where these terms came from and how each relates to the thing or condition it represents.

Like the old, the New Partridge is very much a product of English as it appears in print. Nearly all sources cited are ink-on-paper publications. It does include "several of the more prominent examples of Internet and text messaging shorthand that have become known outside the small circle of initial users" (e.g., GTG, LOL). Occasional or casual blog readers cannot, however, turn to the New Partridge to learn meanings of the blogosphere's slang terms.

Slang opens a window on society. This dictionary abounds with terms related to the human body, bodily functions, sexual acts, antagonism toward others, crime, drinking, drug abuse, gambling, and people on the margins of mainstream society or in a minority status. These topics, especially expressed using this dictionary's vocabulary, may not be the stuff of conversation in "polite society." They are, however, the stuff of human life in every culture and all social strata. The New Partridge does a service in recording these words and explaining them. Slang also demonstrates how vibrant, flexible, and accommodating the English language is and how creative and imaginative its millions of speakers are. This dictionary informs, but it also entertains.

The old Partridge is not really dead; it remains the best record of British slang antedating 1945, just as Robert L. Chapman's Dictionary of American Slang (1998), based on Harold Wentworth and Stuart Berg Flexner's 1960 dictionary, remains important for older American slang. Now, however, the preferred source for information about English slang of the past 60 years is the New Partridge. James Rettig

Copyright © American Library Association. All rights reserved

What Made the Crocodile Cry?: 101 Questions about the English Language.



What Made the Crocodile Cry?: 101 Questions about the English Language.

It’s a rule that anyone who writes about language must produce at least one book of short articles about quizzical and anomalous facts about language—the bathroom reader. I don’t know why, but every writer about language has to do it. This time around, the writer in question is Susie Dent and the book is What Made the Crocodile Cry?: 101 Questions about the English Language.

Dent’s entry into the genre, as those familiar with her annual Language Reports would expect, is a solid one. She poses and then answers questions about language, etymology, grammar, dialect, and so on. In addition to the title question about the phrase crocodile tears, she asks: Why are spare ribs spare? What is the longest word in English? Why do we call hooligans yobs? And so on. The answers are a few paragraphs long and well researched. A few of the topics, like the aforementioned yobs, address British English, but the book is not so parochial that Americans and English speakers from elsewhere in the world will be put off.

My only complaint about the book is how she treats that most notorious of four-letter words. In the answer to the question, is bloody still a swear word? Dent writes, “the fact that we encounter f***, for example, with such frequency seems to have shaken little of the power it has held for over 500 years.” And in the question about the Oxford comma, she notes the lyrics to the song Oxford Comma by the group Vampire Weekend, “who gives a f*** about the Oxford comma?” If you are going to write commentary about swear words, you need to be able to write those words without bowdlerization. If you can’t write fuck, don’t bring the word up.

If you like this sort of book, and judging by the way that publishers keep churning them out evidently many people do, this is a good choice. It’s eclectic, entertaining, and informative.

Wednesday, November 25, 2009

Reuni 2002



Iilah foto kenangan reuni 2002 yang dilaksanakan para angkatan mas Ishom, dkk.

Kisah Anggodo dalam Pewayangan


Di jaman modern, cerita wayang sudah agak terlupakan sehingga banyak yang kurang paham. Paling-paling hanya hapal sepintas atau sebagian tokohnya. Akhir-akhir ini sedang haru-biru tokoh Anggodo. Ada tokoh Anggodo dalam pewayangan. Siapa sih anggodo dalam pewayangan? Kebetulan ada artikel di kompas berjudul Obsesi Kebablasan, yang dimuat Sabtu, 21 November 2009, tulisan L Wilardjo, yang mengisahkan Anggodo dalam pewayangan. Paling tidak artikel ini bisa me-refresh sedikit tentang kisah Anggodo.

Anggodo ialah putra tokoh sakti yang mumpuni secara jasmani dan rohani. Ia sendiri juga hebat dan pemberani. Setelah ayahandanya wafat, Anggodo diasuh pamannya. Ia dimanjakan dan mendapat ”teladan” dari watak pamannya yang kasar dan tak sabaran.

Ketika ada tugas yang sulit dan berat dari atasannya, ia bersaing dengan saudara tuanya, memperebutkan misi itu. Ia menyanggupi untuk menuntaskan tugas itu dalam tiga bulan. Saudara tuanya sanggup dalam sebulan. Penasaran, Anggodo menawar seminggu, tetapi dikalahkan saudara tuanya, yang sanggup menyelesaikan tugas itu dalam sehari saja.

Anggodo jengkel dan frustrasi, tetapi ia sadar bahwa menyelesaikan misi itu dalam waktu kurang dari sehari mustahil dapat ia lakukan. Tugas itu pun jatuh ke pundak saudaranya.

Euforia sirna

Euforia saudaranya karena menang dalam persaingan itu segera sirna. Anoman, kakak sepupu Anggodo, baru sadar sekarang bahwa ia menyanggupi tugas yang melebihi kemampuannya. Namun, Anoman isin mundur. Ia malu kalau harus mengembalikan mandatnya.

Tugas itu ialah untuk memastikan bahwa Sinta, istri Rama, memang dicuri oleh Rahwana dan untuk mengetahui perikeadaan Sinta di kerajaan Alengka. Padahal, di mana letak Alengka pun Anoman tidak tahu. Namun, apa boleh buat. Ia sudah telanjur menyanggupi tugas itu, jadi ya harus dilaksanakan.

Nasib baik berpihak kepada Anoman. Ia berhasil sampai ke Alengka dan merampungkan tugasnya. Mestinya ia langsung pulang dan melapor kepada Rama. Tetapi tidak! Ia memamerkan keampuhannya dengan membakar keraton Alengka. Ambisinya untuk tampil hebat memang besar.

Karena Alengka di seberang lautan, untuk menyerbu ke sana harus dibangun dulu sebuah jembatan. Wibisana, adik Rahwana yang berbalik memihak Rama, dengan kekuatan batinnya menciptakan jembatan itu. Anoman mencurigai ketulusan Wibisana, lalu menggunakan aji Maundrinya untuk menghancurkan jembatan itu. Ia membusukkan prestasi dan reputasi Wibisana. Digenjotnya jembatan itu sampai runtuh berantakan.

Ambisi dan obsesi Anoman dalam mengemban misi itu berlanjut sampai ia madeg pandhito di pertapaan Kendalisada. Ketika Karna yang terbakar oleh amarahnya melepaskan panah pusakanya, yakni Kunta Druwasa, Anoman menangkap anak panah itu, lalu menghaturkannya kepada Begawan Kesawasidi. Ia nyolu (mencari muka) di depan Kesawasidi. Ia bangga merasa membantu Arjuna yang akan menjadi lawan Karna dalam perang Baratayuda. Dengan Kunta Druwasa di tangan Kesawasidi, pusaka itu tidak lagi mengancam Arjuna.

Namun, Anoman justru dimarahi Kesawasidi. Tindakannya dinilai sebagai kelewat getol (over-zealous). Anoman divonis Kesawasidi sebagai orang yang sok pahlawan. Anoman tidak memiliki empati, tidak merasakan betapa sedihnya Karna kehilangan pusaka andalannya.

Apa arti kepastian hukum?

Kisah dari dunia pewayangan ini serupa dengan apa yang tengah terjadi di negeri ini. Tiga lembaga penegak hukum, yakni Polri, Kejaksaan, dan KPK, terkesan berlomba memamerkan kebolehannya di mata publik.

Ada isin mundur (malu surut langkahnya), ada ambisi, ada obsesi, ada pembusukan, ada pembunuhan karakter, ada perang pernyataan melalui wawancara, debat terbuka di televisi dan radio, dengar pendapat dan konferensi pers. Semua disuguhkan di depan mata dan hati rakyat dengan aksi teatrikal yang dramatis.

Kalaupun dasarnya ialah niat baik untuk menunaikan tugasnya, tidak semestinya mereka berpegang pada maksim Het doel heiligt de middelen (Tujuan menyucikan alat/cara). Apalagi, jika tujuannya memang jahat sehingga The end justifies the means sama sekali tidak berlaku!

Ada pihak yang dengan bangganya mengutip semboyan, Fiat justitia ruat caelum (keadilan hendaknya ditegakkan meski langit akan runtuh). Namun, apa gunanya penegakan hukum kalau itu harus dibayar dengan runtuhnya langit? Apa artinya kepastian hukum secara positivistik dan legal-formal kalau keadilan diinjak-injak secara imoral?

Kalau mengenai kejadian yang sama, pernyataan A bertentangan dengan pernyataan B, mungkin kedua-duanya salah. Bisa juga salah satu di antaranya benar.

Namun, tidak mungkin kedua-duanya benar meskipun sama-sama dikuatkan dengan sumpah di hadirat Allah. Pengadilanlah yang harus memutuskan siapa yang benar, dan siapa yang salah dan harus dipidana.

Sementara itu, Sang Pengemban Mandat Daulat Rakyat belum juga tergerak untuk menunjukkan karisma kepemimpinannya.

Quo vadis negara Pancasila Republik Indonesia?

L Wilardjo Guru Besar Ilmu Fisika Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Monday, November 16, 2009

Sunday, November 15, 2009

Lestari, Alumni Pertanian UNS, Bisnis Jamur




Agak melenceng dari sastra, kali ada ada info alumni pertanian UNS, masuk Kompas, bisnis jamur. Judulnya, Lestari dan Prospektif Budidaya Jamur

Setahun terakhir, budidaya jamur menjadi idola bagi sebagian besar kalangan petani di Bantul, DI Yogyakarta. Banyak yang tergiur untuk mencobanya. Tak hanya soal harga jual yang lumayan, tetapi juga jaminan pasar, terutama sejak tren kuliner jamur mewabah di Yogyakarta. Lestari (45), sarjana pertanian lulusan Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah, termasuk salah satu yang mencobanya. Ia memutuskan pindah ke rumahnya di Dusun Klangon, Argosari, Sedayu, Bantul, setelah sebelumnya bekerja di perusahaan milik Korea.

”Saya banyak mendengar informasi soal budidaya jamur yang sedang jadi tren. Kebetulan di Banjarmasin (Kalimantan Selatan), saya juga bekerja untuk mengolah jamur. Saya tergiur untuk kembali ke Bantul menjadi petani mandiri,” katanya awal Oktober lalu.

Di rumahnya, Lestari lebih banyak fokus pada usaha pembenihan dan pembuatan media. Ia menjual kantong-kantong media yang sudah dibubuhi benih sehingga jamurnya siap tumbuh. Kantong-kantong itu biasanya sudah diambil oleh para pelanggannya secara rutin.

Dalam sehari ia bersama lima orang tenaga kerja mampu membuat 400-500 kantong media jamur. Tiap kantong dijual seharga Rp 1.500. Untuk membuat media, digunakan serbuk gergaji yang dicampur bekatul dan gamping. Setiap 100 kg serbuk gergaji ditambahkan sekitar 15 persen bekatul dan 3 persen gamping.

Setelah diaduk campuran tersebut ditutup dengan terpal dan dibiarkan selama dua malam. Tujuannya supaya terjadi fermentasi. Proses selanjutnya adalah pengantongan ke dalam plastik tahan panas, baru kemudian disterilisasi dengan metode penguapan di suhu 95-100 derajat celsius agar bakteri-bakteri yang tidak berguna mati. Setelah dingin, media diberi bibit jamur.

Tidak semua kantong yang disterilisasi ”berhasil”. Kantong-kantong yang plastiknya kurang rapat biasanya akan rusak dan tidak bisa dibubuhi bibit jamur. Namun, tingkat kegagalannya sangat kecil.

Sekitar delapan minggu kemudian jamur baru akan tumbuh. Setiap kantong media bisa menghasilkan 0,5 kg jamur. Harga jual untuk jamur tiram Rp 8.500/kg, sementara jamur kuping Rp 8.000/kg.

”Saat ini masih banyak yang membeli media yang sudah siap karena mereka tidak mau ribet. Padahal, saya juga menjual bibit seharga Rp 3.500/botol yang bisa digunakan untuk 20 kantong. Petani bisa membuat media sendiri, supaya biaya produksinya lebih murah,” kata Lestari.

Menurut Lestari, pemasaran untuk jamur tiram dan jamur kuping masih sangat terbuka. Ia bahkan sering kewalahan memenuhi permintaan konsumen. Ada delapan dusun yang mengandalkan bibit dan media darinya, yakni Dusun Klangon, Jambon, Kalijoho, dan Dusun Tonalan.

Untuk jamur tiram, pasarnya lebih banyak ke lokal DIY karena jenis jamur ini mudah rusak dan tidak tahan lama. Untuk pasar luar daerah lebih prospektif mengembangkan jamur kuping karena sifatnya kebalikan dari jamur tiram.

”Jamur kuping banyak saya kirim ke Bandung dan beberapa kota di Jawa Timur,” ujarnya.

Dengan produksi 500 kantong per hari seharga Rp 1.500/kg, omzetnya mencapai Rp 750.000/hari atau Rp 22,5 juta per bulan. Dari budidaya itu ia mengantongi keuntungan sekitar Rp 7,5 juta per bulan.

Bila saja alat sterilisasi yang dimilikinya memiliki kapasitas lebih tinggi, pasti produksinya bisa ditingkatkan lagi. Kapasitas alat sterilisasi miliknya hanya 1.500 kantong. Alat tersebut tidak bisa digunakan setiap hari karena harus menunggu sampai dingin kembali. Dalam seminggu paling hanya bisa tiga kali sterilisasi.

”Itu sudah mendingan, sebelumnya saya hanya pakai alat sederhana berkapasitas 100 kantong. Setelah mendapat bantuan pinjaman senilai Rp 20 juta dari pemerintah daerah, saya langsung menggunakannya untuk membeli alat sterilisasi yang lebih besar,” tuturnya.

Selain memproduksi media yang sudah siap, Lestari juga membudidayakan langsung jamur tiram dan kuping. Ia membangun dua buah kubung (rumah untuk jamur) di rumahnya masing-masing seluas 4 x 8 meter.

Jamur-jamur itu diolahnya menjadi keripik. Untuk keripik jamur tiram dijual seharga Rp 45.000/kg, sedangkan keripik jamur kuping Rp 50.000/kg.

”Keuntungan berjualan keripik lumayan menjanjikan. Apalagi rasa keripiknya sangat khas sehingga banyak diminati konsumen meski harganya sedikit mahal dibandingkan dengan keripik lain,” ujar perempuan yang berhasil menyabet juara III kategori tokoh hortikultura dari Sultan Hamengku Buwono X.

Keberhasilan Lestari membudidayakan jamur juga menjadi acuan bagi kalangan mahasiswa pertanian. Saat Kompas berkunjung ke rumahnya, beberapa mahasiswa pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) sedang melakukan penelitian soal jamur dan budidayanya.

Menurut dia, budidaya jamur sangat mudah. Musim hujan menjadi saat yang paling tepat untuk mengembangkan jamur. Musim hujan membuat pertumbuhan jamur tiram lebih maksimal karena cuacanya cenderung lembab.

Lebih lanjut ia menjelaskan, tren masyarakat yang semakin mengarah pada budaya konsumsi sehat juga membuat pemasaran jamur tidak terkendala. Jamur termasuk sayuran yang memiliki protein tinggi dan tidak mengandung kolesterol.

Berbagai variasi masakan pun dibuat untuk menggugah selera, yakni sup jamur, sate jamur, tongseng jamur, hingga pepes jamur. Jadi, budidaya jamu sangat prospektif.

Sumber: Kompas, Sabtu, 14 November 2009, Eny Prihtiyani

Thursday, November 05, 2009

Kacamata Penerjemah vs Manusia Penerjemah


Jepang - Bahasa seringkali menjadi kendala saat seseorang berkomunikasi dengan orang dari negara lain. Sebuah 'kacamata' penerjemah akan memudahkan dalam berkomunikasi. Seperti apa sih?

Adalah NEC, sebuah perusahaan teknologi Jepang yang membesut alat tersebut. Berbentuk menyerupai kacamata, namun tanpa lensa, Tele Scouter-demikian nama alat ini- akan membantu orang yang mengenakannya untuk memahami bahasa lawan bicaranya.

Syaratnya, kedua orang yang sedang bercakap-cakap harus mengenakan kacamata ini. Hasil terjemahan akan tersedia secara cepat melalui suara dan teks, seperti layaknya subtitle dalam film.

"Anda dapat membuat percakapan terus mengalir. Alat ini dapat digunakan dalam pembicaraan penting," ujar pejabat pengembangan pasar NEC, Takayuki Omino, seperti dikutip detikINET dari AFP, Jumat (6/11/2009).

Dengan kehadiran alat ini, kedua pihak yang terlibat dalam pembicaraan tidak membutuhkan jasa seorang penerjemah manusia, sehingga kerahasiaan percakapan dapat lebih terjaga.

Cara kerjanya, setiap ucapan pembicara akan ditangkap oleh mikrofon, diterjemahkan oleh software penerjemah dan terjemahan akan tersedia, baik dalam bentuk teks maupun audio. Pengguna alat ini tetap masih bisa menatap lawan bicaranya karena teks terjemahan hanya akan diproyeksikan ke bagian retina.

Untuk tahap awal, Tele Scouter ini akan diluncurkan di Jepang, November tahun depan, namun tanpa alat penerjemah. Tele Scouter tanpa penerjemah ini dapat digunakan oleh orang-orang di bagian penjualan, dengan cara dihubungkan kamera, software pendeteksi wajah dan database klien toko untuk memberikan informasi tentang riwayat pembelian konsumen.

Sementara itu Tele Scouter yang dilengkapi dengan penerjemah rencananya baru akan diluncurkan di tahun 2011.

Tele Scouter (AFP) & Fransiska Ari Wahyu - detikinet

10 Tips Menulis Fiksi dari "King of Horror" Stephen King


Bagi anda yang tertarik untuk menjadi penulis novel fiksi, atau baru coba-coba untuk menulis, mungkin buku karya Stephen King yang berjudul Stephen King-On Writing-A Memoir of the Craft bisa menjadi salah satu bahan bacaan anda.

Dalam buku ini, Stephen King, yang dijuluki “the King of Horror” karena karya-karyanya yang bergenre horor dan terjual jutaan copy, menuliskan autobiografinya sekaligus berbagi kiat-kiat dan pengalamannya dalam menciptakan karya-karya fiksinya.

Beberapa kiat yang saya temukan dalam buku ini, antara lain:

1. Belajarlah mengenali ide saat dia datang mendekatimu. Ide bisa datang kapan saja dan dimana saja, yang penting adalah apakah anda menyadari bahwa hal tersebut bisa diangkat menjadi cerita yang menarik.

2. Jangan menggunakan kata keterangan terlalu banyak. penggunaan banyak kata keterangan bisa membuat cerita fiksi menjadi membosankan dan terasa hanya seperti sebuah laporan tanpa membawa emosi pembacanya larut dalam cerita.

3. Tulis apa yang ingin anda tulis! Kalau anda merasa terinspirasi untuk menulis cerita drama, horor, atau apapun, jangan ragu-ragu untuk memulai menuliskannya.

4. Gunakan kalimat-kalimat yang lugas. Kalimat-kalimat yang singkat dan lugas akan membangkitkan daya imajinasi para pembaca. Daripada mendeskripsikan setiap hal dalam cerita anda secara detail, mungkin ada baiknya anda hanya menuliskan satu kalimat singkat untuk menggambarkannya dan biarkan para pembaca anda mempunyai gambaran sendiri tentang hal tersebut.

5. Jangan menetapkan tema. Mulailah menulis dari satu kejadian yang ingin anda tulis. lalu kembangkan ceritanya dari titik itu, biarkan tokoh-tokohnya bercerita sendiri. Akhirnya lakukan penulisan ulang cobalah temukan “sesuatu” yang menjadi benang merah yang ingin disampaikan oleh cerita tersebut, perjelas “sesuatu” tersebut.

6. Gunakan hal-hal yang anda ketahui hanya untuk memperkaya cerita. Misalnya hal-hal dalam pekerjaan anda. Kebanyakan orang mungkin tidak tertarik untuk mengetahui bagaimana keseharian seorang penjaga toko, tapi petualangan seorang penjaga toko yang menyaksikan pembunuhan dan diburu sekelompok penjahat bisa menjadi cerita yang menarik.

7. Perbanyak membaca, dan banyaklah menulis! Karya penulis lain bisa memberi anda inspirasi dan membantu anda untuk menemukan gaya menulis anda sendiri.

8. Tetapkan waktu yang teratur setiap hari untuk menulis. Kalau anda sudah memiliki jadwal tertentu untuk menulis, menulis pada akhirnya mungkin menjadi kebiasaan anda dan anda bisa menuliskan novel anda sendiri.

9. Menulislah di ruangan tertutup. anda harus punya tempat pribadimu untuk menulis. Hal ini diperlukan agar konsentrasi anda saat menulis tidak terganggu.

10. Bacalah tulisanmu, hanya untuk dirimu sendiri. Setelah anda bisa memahami tulisan anda sendiri, berbagilah dengan pembaca pertama anda dan minta pendapatnya.

Semua kiat disampaikan Stephen King dalam bukunya dengan gaya bahasa yang menarik dan tidak membosankan, lugas dan mudah untuk dimengerti, disertai dengan berbagai contoh nyata dari pengalaman pribadi sang penulis.

sumber: Ferdinandus Untoro Ardi dari http://karismareview.blogspot.com/2009/02/10-tips-menulis-fiksi-dari-king-of.html

Tip-tip Menjadi Penyunting Naskah yang Baik

Berikut ini bebarapa syarat untuk menjadi seorang editor yang dituliskan Pamusuk Eneste dalam "Buku Pintar Penyuntingan Naskah".

1. Menguasai ejaan.
Harus paham benar ejaan bahasa Indonesia yang baku saat ini. Penggunaan huruf kecil dan huruf kapital, pemenggalan kata, dan penggunaan tanda-tanda baca (titik, koma, dan lain-lain) harus dipahami benar. Bagaimana bisa memperbaiki naskah orang lain jika tidak memahami seluk beluk ejaan bahasa Indonesia.

2. Menguasai tatabahasa.
Seorang editor harus menguasai bahasa Indonesia dalam arti luas, tahu kalimat yang baik dan benar, kalimat yang salah dan tidak benar, kata-kata yang baku, bentuk-bentuk yang salah kaprah, pilihan kata yang pas, dan sebagainya.

3. Bersahabat dengan kamus.
Seseorang yang malas membuka kamus sebetulnya tidak cocok menjadi penyunting naskah karena ahli bahasa sekalipun tidak mungkin menguasai semua kata ag ada dalam satu bahasa tertentu, apalagi kalau berbicara mengenai bahasa asing.

4. Memiliki kepekaan bahasa.
Peyunting naskah harus tahu mana kalimat yang kasar dan kalimat yang halus; harus tahu mana kata yang perlu dihindari dan maa kata yang sebaiknya dipakai, harus tahu kapan kalimat atau kata tertentu digunakan atau dihindari. Untuk itu seorang penyunting naskah peru mengikuti tulisan-tulisan pakar bahasa atau kolom bahasa yang ada di sejumlah media cetak.

5. Memiliki pengetahuan luas.
Harus banyak membaca buku, majalah, koran, dan menyerap informasi dari media audiovisual agar tidak ketinggalan informasi.

6. Memiliki ketelitian dan kesabaran.
Dalam keadaan apapun, ketika menjalankan tugasnya seorang editor harus tetap teliti menyunting setiap kalimat, setiap kata, dan setiap istilah yang digunakan penulis naskah. Ia juga harus sabar menghadapi setiap naskah, karena proses penyuntingan itu memakan proses yang berulang-ulang.

7. Memiliki kepekaan terhadap SARA dan Pornografi.
Penyunting naskah harus tahu kalimat yang layak cetak, kalimat yang perlu diubah konstruksinya, dan kata yang perlu diganti dengan kata lain. Dalam hal ini seorang penyunting harus peka terhadap hal-hal yang berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

8. Memiliki keluwesan.
Sikap luwes dan supel harus dimiliki seorang penyunting naskah karena akan sering berhubungan dengan orang lain. Penyunting harus bersedia mendengarkan berbagai pertanyaan, saran, dan keluhan. Dengan kata lain, seorang yang kaku tidaklah cocok menjadi penyunting naskah.

9. Memiliki kemampuan menulis.
Hal ini perlu dimiliki seorang penyunting naskah karena kalau tidak tahu menulis kalimat yang benar tentu kita pun akan sulit membetulkan atau memperbaiki kalimat orang lain.

10. Menguasai bidang tertentu.
Ada baiknya jika seorang penyunting naskah menguasai salah satu bidang keilmuan tertentu karena akan sangat membantu dalam tugasnya sehari-hari.

11. Menguasai bahasa asing.
Dalam tugasnya, seorang penyunting naskah akan berhadapan dengan istilah-istilah yang berasal dari bahasa Inggris. Minimal, seorang penyunting naskah dapat menguasai bahasa Inggris secara pasif. Artinya dapat membaca dan memahami teks bahasa Inggris.

12. Memahami kode etik penyuntingan naskah.
Berikut beberapa kode etik penyuntingan naskah yang ada dalam buku ini.

1. Editor wajib mencari informasi mengenai penulis naskah.
2. Editor bukanlah penulis naskah.
3. Wajib menghormati gaya penulis naskah.
4. Wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang disuntingnya.
5. Wajib mengonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya dalam naskah.
6. Tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau telah ditulisnya.

Sumber: Ferdinandus Untoro Ardi

Sunday, November 01, 2009

Dicari Naskah/Penulis Novel


Penerbit Essensi, divisi Erlangga mencari naskah atau penulis novel. Mau?
Hubungi: editor_esensi@yahoo.com
Divisi Esensi
Penerbit Erlangga
Jl. H Baping Raya no. 100
Ps Rebo, Jaktim, 13740

Negri 5 MEnara: Novel Motivasi dan Kocak


Novel ini bertaburan motivasi dan kocak. Misal:

"Man jadda wajada” (siapa yang bersungguh- sungguh, akan berhasil)

”Pilihlah suasana hati kalian dalam situasi paling kacau sekalipun. Karena kalianlah master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya adalah hati orang sukses.”

”Saajtahidu fauqa mustawal al-akhar, aku akan berjuang di atas rata-rata yang dilakukan orang lain. Yang membedakan orang sukses dan tidak adalah usaha. Perbedaan antara juara satu lari 100 meter dunia hanya 0,00 detik. Jarak juara renang dengan saingannya mungkin hanya satu ruas jari. Jadi, untuk menjadi juara dan sukses, kita hanya butuh usaha sedikit lebih baik dari orang kebanyakan”.


Sukses dengan "Man Jadda Wajada"

"Man jadda wajada” (siapa yang bersungguh- sungguh, akan berhasil). Mantra berbahasa Arab ini sepertinya akan sering dibaca. Lirih, diam-diam, dirapal dalam hati, atau bahkan diteriakkan dengan kencang oleh jutaan orang yang masih memiliki harapan dan impian untuk berubah menjadi lebih baik, bagi dirinya pun bagi masyarakat.

Tren ini rasanya tidaklah mustahil terjadi. Sejak resmi diluncurkan Agustus lalu di sejumlah toko buku terkemuka di Tanah Air, Negeri 5 Menara (N5M) disajikan sebagai santapan sahur dan berbuka selama Ramadhan. Tampak, man jadda wajada sudah menunjukkan sihirnya. Mantra ini ditulis sebagai ID status di YM, Facebook, atau menjadi kutipan dalam blog oleh siapa saja. Mulai dari anak muda hingga orang dewasa. Baik mereka yang paham bahasa Arab dan sudah mengenal mantra itu sebelumnya ataupun yang baru mendapatkan setelah membaca buku karya A Fuadi ini.

Cerita yang diangkat N5M sebenarnya sederhana dan jamak ditemui. Kisah seorang anak (Alif) yang harus merantau dari tanah Minangkabau ke Jawa (Ponorogo) untuk meneruskan sekolah di Pondok Madani (PM). Di PM, ia berkawan karib dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, dan Baso dari Gowa. Keenamnya kemudian dijuluki sahibul menara (orang yang memiliki menara) karena kebiasaan mereka yang sering berkumpul di bawah menara masjid sembari menunggu azan magrib. Saat berkumpul itulah setiap anak berbagi mimpi dan harapan.

Lanjutan kisah N5M bisa ditebak. Sahibul menara akhirnya dapat mencapai impian mereka. Baso yang tidak menyelesaikan sekolah di PM karena harus merawat neneknya yang sakit, bisa kuliah di Mekkah dengan bekal hafalan seluruh isi Al Quran. Atang menjadi mahasiswa program doktoral di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Raja menetap di London setelah sebelumnya menyelesaikan kuliah hukum Islam di Madinah. Sedangkan Alif, yang merupakan representasi sang penulis, berkesempatan melanjutkan studi di Washington DC. Bagaimana dengan Said dan Dulmajid? Dua sahibul menara itu juga mendapatkan impiannya: pulang ke kampung halaman dan memajukan pendidikan di sana.

Motivasi

Bukan hasil akhir para tokohnya yang membuat N5M menarik dibaca dan menjadi santapan nikmat penyejuk jiwa. Proses, perjuangan, dan ikhtiar mewujudkan impian yang terasa mustahil saat dibayangkan menjadi motivasi bagi siapa pun yang membacanya. Apalagi, selain mantra man jadda wajada, pembaca juga disuguhi kutipan-kutipan penuh motivasi di setiap babnya.

Misalnya, Ustaz Salman sebagai wali kelas membakar semangat anak didiknya agar tetap konsisten dalam belajar (hal 108) mengatakan, ”Pilihlah suasana hati kalian dalam situasi paling kacau sekalipun. Karena kalianlah master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya adalah hati orang sukses.”

Atau, saat Said, sahibul menara yang paling tua, memotivasi teman-temannya (hal 383). ”Saajtahidu fauqa mustawal al-akhar, aku akan berjuang di atas rata-rata yang dilakukan orang lain. Yang membedakan orang sukses dan tidak adalah usaha. Perbedaan antara juara satu lari 100 meter dunia hanya 0,00 detik. Jarak juara renang dengan saingannya mungkin hanya satu ruas jari. Jadi, untuk menjadi juara dan sukses, kita hanya butuh usaha sedikit lebih baik dari orang kebanyakan”.

Latar belakang cerita, yaitu pondok, juga menjadikan novel ini istimewa. Puluhan ribu atau mungkin ratusan ribu alumnus pesantren serasa diajak bernostalgia dengan semua aktivitas mereka selama 24 jam dan tujuh hari seminggu dalam suasana kebersamaan yang pernah mereka rasakan dulu. Bila belum mengenal pondok dan hanya mendengar melalui pemberitaan, melalui mata Alif dalam gaya tulisan Fuadi yang detail, pembaca diajak mengetahui kehidupan di dalamnya yang sangat dinamis.

Alih-alih mengenakan sarung seharian, santri PM diajari berpakaian penuh gaya. Sepatu mengilat dan kemeja berdasi yang disempurnakan dengan jas, dikenakan saat berpidato pada kegiatan muhadharah tiga kali seminggu dalam bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris. Kemampuan verbal mereka dan keberanian berbicara di depan publik diuji dalam sesi ini.

Pendidikan

Pola pendidikan di PM dan semua aktivitas yang wajib diikuti seluruh santri sangat mendukung perkembangan kognitif, afektif, sekaligus motorik. Kognitif mereka tak hanya diasah saat proses belajar-mengajar dalam kelas, tapi juga ketika jam wajib belajar malam serta melalui klub-klub ekstrakurikuler.

Psikomotorik mereka dilatih melalui kewajiban mengikuti kegiatan pramuka dan klub olahraga. Perhelatan Liga Madani, sepak bola antar-asrama, yang selalu ditunggu menunjukkan betapa olahraga sudah menjadi bagian tak terpisahkan bagi para santri. Bahkan, sang kiai pun tak canggung berganti pakaian dengan kostum sepak bola dan menyepak si bulat bundar itu ke gawang. Lalu, afektif? Secara otomatis terasah ketika setiap santri harus berinteraksi dengan ribuan teman yang datang dari berbagai daerah berbeda di Tanah Air. Berinteraksi dan bersosialisasi dengan mereka, 24 jam sehari.

Jadi, ketika saat ini perguruan tinggi beramai-ramai menunjukkan dan mempromosikan program soft skills yang diberikan untuk menarik minat mahasiswa, PM sudah memberikannya secara berkesinambungan selama empat hingga enam tahun untuk setiap santri. Kepemimpinan mereka dilatih melalui kegiatan organisasi, mulai dari yang terkecil di lingkup kelas, kamar, klub, hingga organisasi di asrama dan pusat. Kesenian digembleng dan ditunjukkan melalui pergelaran seni akbar untuk kelas lima dan enam. Sebuah proses pembelajaran yang menggabungkan kinerja otak kiri dan kanan, menyelaraskan antara intelligence quotient (IQ), emotional quotient (EQ), dan spiritual quotient (SQ).

Tanggung jawab ustaz (guru) berkelanjutan, tak hanya mengajar di kelas, tetapi juga siap ditanyai apa pun di luar jam pelajaran. Bahkan menyediakan waktu khusus menjelang ujian membantu para santri saat belajar. Metode ini bisa menjadi referensi bagi para guru dalam mendidik siswa-siswinya bahwa menjadi pendidik tak otomatis berhenti ketika bel pulang sekolah dipukul dan ruang kelas ditutup.

Membicarakan novel fiksi yang ditulis berdasarkan kisah nyata dan yang rencananya akan dibuat trilogi ini memang tak ada habisnya. Bisa ditinjau dari berbagai aspek, seperti hubungan orangtua-anak, pendidikan, spiritual, olahraga, psikologi, seni, jurnalistik, motivasi, dan banyak lagi.

Yang pasti, novel yang bisa membawa pembacanya menangis terharu dan tertawa terbahak karena humor-humor ala pondok yang khas ini, mengajak Anda berani bermimpi dan memperjuangkannya. Jangan pernah meremehkan mimpi, walau setinggi apa pun. Karena, sungguh Tuhan Maha Mendengar (hal 405). Selamat bermimpi dan man jadda wajada.

Dewi Yuhana Alumnus Pondok Modern Gontor Putri, Direktur Nyiru Savira Consulting & Training

Tawaran Terbuka Penerjemahan "Morning Glory"

Dear all,
GagasMedia mengadakan tawaran terbuka penerjemahan buku "Morning Glory" karya LaVyrle Spencer.

File excerpt masing-masing buku ada di Attachment e-mail ini. Klik di sini untuk mendonwload file.

Bagi yang berminat, kami tunggu sampel terjemahan paling lambat hari Jumat, 6 November 2009. Harap setiap file terjemahan diformat seperti ini:

MORNING GLORY_nama Anda.doc

dan e-mail berisi sampel terjemahan dinamai seperti ini:

Terjemahan MORNING GLORY (nama Anda)

Di file terjemahan pun sebaiknya mencantumkan nama penerjemahnya untuk
memudahkan kerja redaksi.

Semua hasil terjemahan akan disimpan redaksi sebagai dokumen dan CV penerjemah.

Harap diperhatikan, bagaimana pun naskah ini adalah novel romance. Selain hasil terjemahan yang rapi, kami juga menilai keputusan Anda dalam memilih kata, dan menata kalimat. Dan kemampuan menghadirkan ambience romantis dalam hasil terjemahan Anda adalah nilai plus yang juga kami pertimbangkan nanti.

Selamat bekerja, kami tunggu kabar baik dari Anda sekalian.

Regards,

Redaksi GagasMedia
redaksi@gagasmedia.net

Thursday, October 29, 2009

Tip-Tip Melakukan Interpreting


* Before the conference make a list of the names of all the speakers so you don't have to worry about mispronouncing somebody's name.

*Don't worry about translating every word. Try to grasp the main idea of the speaker and to render it into the target language.

* Have a notepad with you. I wouldn't advice you to note down everything the speaker says as this might be distracting. But it's always good to note down any numbers, dates, titles. Cross ou the information that is no longer needed so you don't get lost in your notes.

* Make sure they give you your own microphone possibly one that you don't have to hold in your hand.

* Try to get a seat as near the speakers as possible. Before the conference present yourself to the speakers as their interpreter. That will remind them that they have to cooperate with you.

* If you feel the speaker is speaking for too long or people are beginning to speak at once don't hesitate to interrupt politely but firmly. Even the nicest speakers seem to forget sometimes that they are interpreted!

* Try to look confident even if you do not feel confident. Speak in a steady pace, not too fast and not to slow.
Keep an eye contact with the audience. The audience won't notice minor errors but will quickly sense hesitation in your voice. Interpreting is a bit like acting!

* And finally even if you feel you have made an error or think you have missed something stay calm and continue.

MORE:

* Start right now producing a concise vocabulary list in all 3 languages of the words you are pretty sure will be used. Just the fact of having done this the day before should fix those words in your short-term memory.

* Don't go for complicated abbreviations at this stage: unless you are used to them, you could panic and not remember in the heat of the moment. If you have shorthand, use it - unlikely but you never know - but if you do, use it in the target language, having already translated the original in your head.

* Above all, before the event, talk to as many people as you can, especially members of the press likely to ask questions, which is what I assume you will be translating. If you relax and listen and ask the right questions, you should get a fair idea of what they will be saying later on. In my experience, such people are already thinking of what they will say and just talking gives them a chance to try out their ideas. All good material for you to store for later use.

* During the session, if something is not clear or you do not catch something for whatever reason, do not hesitate to ask the speaker to repeat. As long as you smile and seem relaxed, it will just seem normal.

* Last but not least, even if you get it all wrong, nobody is going to die, it is not worth worrying about. So relax and enjoy. it could be a fun experience.

AND MORE:

* Drink only plain water, check your breath beforehand, eat light (you don't want to puke, but you don't want your stomach to grumble, either).

* Have a handkerchief handy, check your appearance, talk to the lecturers a few minutes before the conference start to check speech styles and last minute details, and...

Wednesday, October 28, 2009

Glosarium - Portal Istilah Asing - Indonesia


Glosarium - Portal Istilah Asing - Indonesia menyediakan aneka istilah dari berbagai disiplin ilmu. Tinggal klik saja.

Contoh mau tahu istilah dalam bidang TI, Anda tinggal pilih Teknologi Informasi, dan klik Cari, layar akan menampilkan:

abend recovery program, program pemulihan aben
abnormal ending (abend), pengakhiran abnormal
abnormal event, peristiwa abnormal
abort, menggugurkan
abort (a transaction), henti paksa

Cakupan: Kimia, Biologi, Matematika, Biologi, Keuangan, Agama Islam, Sastra, dll

sumber: http://pusatbahasa.diknas.go.id/glosarium

KBBI - Kamus Bhs Indonesia Online


Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikenal dengan sebutan KBBI terbit pertama 28 Oktober 1988 saat Pembukaan Kongres V Bahasa Indonesia. Sejak itu kamus tersebut telah menjadi sumber rujukan yang dipercaya baik di kalangan pengguna di dalam maupun di luar negeri. Setiap ada permasalahan tentang kata, KBBI selalu dianggap sebagai jalan keluar penyelesaiannya. Selain muatan isi, KBBI memang disusun tidak sekadar sebagai sumber rujukan, tetapi menjadi sumber penggalian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta peradaban Indonesia. Oleh karena itu, rujukan tersebut kemudian semakin mengakar di dalam kehidupan berbahasa Indonesia walaupun upaya penyempurnaan isi tidak selamanya mengimbangi perkembangan kosakata bahasa Indonesia.

KBBI daring ini merupakan upaya penyediaan kemudahan akses terhadap Kamus Besar Bahasa Indonesia di mana pun, kapan pun, dan siapa pun selama dapat memanfaatkan jaringan teknologi informasi dan komunikasi.

Pangkalan data KBBI daring ini diambil dari KBBI edisi III. Pemutakhiran dan penyempurnaan isi KBBI sedang dilakukan dan akan diterbitkan dalam edisi IV tahun ini. Tampilan antarmuka KBBI daring sengaja didesain dalam bentuk sederhana agar pengguna tidak menemukan kesulitan dalam penggunaan kamus ini.

Contoh:
Anda mau cari kata atau pengertian dari simpai, maka pilih sama dengan, dan klik Cari:
layar akan menampilkan:

1sim·pai n lingkar atau gelang-gelang dr rotan atau logam (pengikat bingkai dsb) untuk mengeratkan atau menegangkan: Paman sedang sibuk memasang -- beduk;
-- kromosfer Astron lingkaran tebal cahaya pd kromosfer;
ber·sim·pai v memakai simpai; ada simpainya: - rotan;
me·nyim·pai v membubuh simpai; memberi bersimpai: - sapu lidi;
- mulut memberangus mulut; mengunci mulut;
me·nyim·pai·kan v membubuhkan simpai; menyimpai;
ter·sim·pai v 1 sudah disimpai; sudah diberi bersimpai; 2 ki terikat erat-erat


Mau?
Klik http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi

Monday, October 26, 2009

Kamus Tradisional Online: Kardinal



Kamus Tradisional Online yang bernama Kardinal, merupakan karya anak SMU. Memenangkan kontes Inaicta 2009 kategori pelajar SLTA. Daftar Kamus yang tersedia sampai saat ini: Kaili Rai (80 entri), Jawa Kawi (461), Kurai Limo Jorong (75), Minahasa - Tombulu (20). Yang baru dipersiapkan adalah: Minahasa - Tonsawang, Minahasa - Tonsea, Minahasa - Toulour, Minahasa - Tountemboan, dan Sasak.

KardinaL menggunakan engine Glossword, sebuah glossary compiler yang ditulis dengan bahasa PHP. Glossword sendiri dilisensikan di bawah bendera GPL, dan KardinaL merupakan salah satu hasil pengembangannya. Hingga saat ini, KardinaL masih dalam tahap perkembangan untuk terus menambah database kamus yang ada. Semua warga negara Indonesia dapat turut aktif berpartisipasi dalam open project KardinaL ini dengan menjadi kontributor melalui prosedur yang sudah ditentukan.

Dengan hadirnya kamus ini, tentu pembaca, penerjemah, editor, penulis, dll, diharapkan tambah mudah mengetahui istilah atau kosakata bahasa daerah, yang mungkin belum diketahui artinya.

Mau mengembangkan kamus ini atau justru mau bikin kamus online sendiri? Silakan saja, bos!

Sunday, October 11, 2009

CPNS Depsos, S1 Sastra


Penerimaan CPNS Depsos | Deadline 12 Oktober 2009

Departemen Sosial Republik Indonesia kembali membuka kesempatan untuk putra/putri terbaik bangsa Indonesia untuk ikut bergabung sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil Formasi Tahun 2009 di lingkungan Departemen Sosial.

Kualifikasi Pendidikan
* D3 Administrasi Perkantoran/Administrasi Kepegawaian/Manajemen Administrasi 4 orang
* D3 Desain Grafis 2 orang
* D3 Akuntansi/Manajemen Keuangan 12 orang
* D3 Fisioterapi 2 orang
* D3 Kearsipan 2 orang
* D3 Keperawatan Umum 6 orang
* D3 Kesehatan Gizi 2 orang
* D3 Perpustakaan 5 orang
* D3 Teknik Komputer/Ilmu Komputer/Manajemen Informatika/Sistem Informatika 16 orang
* D4 Kesejahteraan Sosial/Pekerjaan Sosial 23 orang
* S1 Administrasi Negara 4 orang
* S1 Akuntansi/Manajemen Keuangan 15 orang
* S1 Hubungan Internasional 2 orang
* S1 Hukum Konsentrasi Perdata/Tata Negara 10 orang
* S1 Bahasa Inggris/Sastra Inggris 3 orang
* S1 Kesejahteraan Sosial/Pekerjaan Sosial 8 orang
* S1 Komunikasi 1 orang
* S1 Psikologi 9 orang
* S1 Statistika 1 orang
* S1 Teknik Komputer/Ilmu Komputer/Manajemen Informatika/Sistem Informatika 8 orang
* S1 Pendidikan Luar Biasa 2 orang

Persyaratan Umum
* Warga Negara Republik Indonesia, yang bertaqwa kepada Tuhan YME, setia dan taat kepada Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
* Tidak berkedudukan sebagai CPNS/PNS/TNI/POLRI.
* Tidak berkedudukan sebagai anggota dan/atau pengurus Partai Politik.
* Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan.
* Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai PNS/TNI/POLRI atau diberhentikan dengan tidak hormat sebagai pegawai swasta.
* Bebas dari Narkotika dan Zat Adiktif lainnya.
* Berusia minimal 18 (delapan belas) tahun dan maksimal 35 (tiga puluh lima) tahun pada 01 Desember 2009.
* Melakukan pendaftaran secara on line pada situs website Depsos.
* Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter pemerintah.
* Mampu mengoperasikan komputer minimal program Office dan Internet.
* Siap dan bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Republik Indonesia sesuai formasi.
* Tidak sedang terikat kontrak kerja dengan Lembaga/Instansi lain selain Departemen Sosial RI.
* Mengikuti seluruh tahapan seleksi.

Pelaksanaan Seleksi
Seleksi dilaksanakan dengan sistem gugur, terdiri dari:
* Tahap I Pendaftaran secara on line pada situs web Depsos (linknya terlampir di akhir artikel).
o Pelamar yang telah melakukan pendaftaran on line dan mengunggah/upload photo digital akan mendapatkan nomor register dan formulir kemudian harus mengirimkan berkas lamaran.
* Tahap II Seleksi Administratif
o Pelamar yang akan diikutkan dalam proses seleksi administratif hanya pelamar yang telah melakukan pendaftaran secara online.
o Pelamar yang dinyatakan lulus seleksi administratif akan dipanggil mengikuti tahapan selanjutnya, maksimal 10 (sepuluh) kali formasi per jenis pendidikan.
* Tahap III Ujian Tulis
o Ujian tulis direncanakan akan dilaksanakan di tiga wilayah yaitu : di Sumatera/ditentukan kemudian untuk Wilayah I, Pulau Jawa untuk Wilayah II dan Pulau Sulawesi untuk Wilayah III. Pengambilan Nomor Ujian, Lokasi dan waktu pelaksanaan ujian akan ditentukan kemudian dan diinformasikan paling lambat sehari sebelum pelaksanaan. Pelamar yang dinyatakan lulus akan dipanggil mengikuti tahapan selanjutnya.
* Tahap IV Wawancara
o Wawancara akan dilaksanakan di Jakarta. Lokasi dan waktu pelaksanaan akan diinformasikan kemudian.
o Hasil seleksi setiap tahapan akan diumumkan di website Depsos.

Pengajuan Lamaran
* Pelamar melakukan pendaftaran secara online di website Depsos paling lambat tanggal 12 Oktober 2009;
* Mengunggah/upload pas photo berwarna terbaru digital dengan format .jpg, .gif, .bmp atau .png dengan ukuran maksimal 50 KB (lima puluh kilo byte);
* Mencetak formulir pendaftaran dengan ukuran F4 (Folio), surat pernyataan, surat pernyataan tidak akan mengajukan pindah/mutasi, surat pernyataan tidak akan menuntut penyesuaian ijazah dan surat izin dari Suami/Istri/Orang Tua;
* Mengirimkan Surat Lamaran yang ditulis dengan tulisan tangan (sesuai contoh format terlampir), menggunakan tinta hitam, ditujukan kepada Menteri Sosial RI c.q. Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian, dan dilengkapi dengan (sesuai urutan):
o Pas photo berwarna terbaru ukuran 3 x 4 cm yang telah ditulisi nama dibelakangnya sejumlah 2 lembar,
o Formulir pendaftaran yang telah ditandatangani,
o Photocopy Ijazah dan Transkrip Nilai yang telah dilegalisir oleh pejabat berwenang (masing-masing 1 rangkap),
o Potocopy surat akreditasi jurusan dari instansi berwenang yang telah dilegalisir (1 rangkap),
o Photocopy Kartu Tanda Pencari Kerja (Kartu Kuning) yang masih berlaku dari Instansi Tenaga Kerja (1 rangkap).
o Photocopy Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih berlaku (1 rangkap).
o Photocopy surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter pemerintah (1 rangkap).
o Surat Pernyataan yang telah diisi lengkap dan ditandatangani diatas materai.
o Surat pernyataan tidak akan mengajukan pindah/mutasi yang telah diisi lengkap dan ditandatangani diatas materai.
o Surat pernyataan tidak akan menuntut penyesuaian ijazah yang telah diisi lengkap dan ditandatangani diatas materai.
o Surat Izin yang telah diisi dan ditandatangani diatas materai dari Suami/Istri bagi yang telah menikah atau dari orang tua bagi yang belum menikah
o Photocopy Surat Keputusan pengangkatan tenaga kontrak yang telah dilegalisir (khusus bagi yang sedang terikat kontrak kerja dengan Departemen Sosial RI).
o Surat keterangan dari PERTUNI (khusus bagi pelamar penyandang Tuna Netra)
* Setiap pelamar diwajibkan untuk memilih satu wilayah penempatan yang diinginkan. Lokasi wilayah penempatan terdiri dari:
o Wilayah I meliputi Pulau Sumatera,
o Wilayah II meliputi Pulau Jawa, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara Barat,
o Wilayah III meliputi Pulau Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur.
* Berkas lamaran dimasukkan kedalam amplop coklat polos (ukuran 350 mm x 240 mm) yang mencantumkan nama pelamar dan nomor register pendaftaran di sudut kiri atas. Setiap pelamar hanya diperkenankan mengajukan satu berkas lamaran. Berkas lamaran dikirimkan melalui pos yang dialamatkan kepada :
o PO BOX 1213 JKP 10012 untuk Wilayah I;
o PO BOX 1210 JKP 10012 untuk Wilayah II;
o PO BOX 1144 JKP 10011 untuk Wilayah III.
* Paling lambat tanggal 15 Oktober 2009 (cap pos).

Lain-Lain
* Bagi yang tidak memenuhi persyaratan agar tidak mengajukan lamaran.
* Berkas lamaran yang telah masuk menjadi milik Tim Pengadaan CPNS dan tidak dapat diminta kembali.
* Tim Pengadaan CPNS hanya menerima pendaftaran secara online melalui alamat situs web dan pada tanggal tersebut diatas serta hanya menerima berkas lamaran yang dikirimkan kepada PO BOX diatas oleh pelamar yang telah melakukan pendaftaran on line.
* Pelamar hanya dapat memperoleh Formulir Pendaftaran setelah melakukan pendaftaran secara online.
* Seluruh proses pengadaan CPNS Departemen Sosial RI tidak dipungut biaya apapun.
* Departemen Sosial RI tidak bertanggung jawab atas pungutan atau tawaran berupa apapun oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan Departemen Sosial RI atau Tim Pengadaan CPNS.
* Lamaran yang telah diajukan sebelum pengumuman ini dinyatakan tidak berlaku dan wajib dikirim kembali sesuai ketentuan diatas.
* Seluruh keputusan Tim Pengadaan CPNS adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

CPNS Depag S1 Sastra


Penerimaan CPNS Departemen Agama | Deadline 20 Oktober 2009

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 277 Tahun 2009 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil Departemen Agama Tahun 2009, Panitia Pengadaan CPNS Departemen Agama memberikan kesempatan kepada mereka yang memenuhi syarat untuk mengisi lowongan formasi Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2009, sebagai berikut :

Formasi Pusat
* S1 Adab : 2 orang
* S1 Administrasi Negara : 5 orang
* S1 Administrasi Negara/Adm. Publik : 1 orang
* S1 Administrasi Negara/Hukum : 2 orang
* S1 Administrasi Negara/Komunikasi/Ekonomi Manajemen : 2 orang
* S1 Akuntansi : 13 orang
* S1 Bahasa Indonesia/Sastra Indonesia : 1 orang
* S1 Bahasa Inggris/Sastra Inggris : 1 orang
* S1 Biologi : 1 orang
* S1 Dakwah : 2 orang
* S1 Dakwah/Ushuluddin : 3 orang
* S1 Ekonomi Akuntansi/Islam/Manajemen : 3 orang
* S1 Ekonomi Manajemen : 1 orang
* S1 Ekonomi Pembangunan : 5 orang
* S1 Ekonomi/Ekonomi Pembangunan : 3 orang
* S1 Farmasi : 1 orang
* S1 Hukum /Ilmu Hukum : 1 orang
* S1 Hukum Islam : 3 orang
* S1 Hukum Perdata : 1 orang
* S1 Hukum/Ilmu Hukum : 3 orang
* S1 Ilmu Hukum : 4 orang
* S1 Keagamaan Hindu : 2 orang
* S1 Keperawatan/Kesehatan Masyarakat : 1 orang
* S1 Kimia : 1 orang
* S1 Komunikasi : 2 orang
* S1 Komunikasi/Keagamaan Buddha : 1 orang
* S1 Komunikasi/Keagamaan Hindu : 1 orang
* S1 Komunikasi/Keagamaan Katolik : 1 orang
* S1 Komunikasi/Keagamaan Kristen : 1 orang
* S1 Manajemen Adm. Pendidikan : 1 orang
* S1 Perpustakaan : 2 orang
* S1 Psikologi : 1 orang
* S1 Publisistik/Komunikasi/Kom
unikasi Islam/Komunikasi Penyiaran Islam : 2 orang
* S1 Sastra Arab : 1 orang
* S1 Sastra Inggris : 1 orang
* S1 Statistik : 1 orang
* S1 Syariah : 2 orang
* S1 Tarbiyah : 2 orang
* S1 Teknik Informatika/Komputer/Sistem Informasi : 12 orang
* S1 Teknik Informatika/Teknik Komputer : 3 orang
* S1 Teknik Sipil : 3 orang
* S1 Ushuluddin : 3 orang
* S2 Bahasa Arab : 1 orang
* S2 Bahasa Inggris : 1 orang

Formasi Kanwil DKI Jakarta
* D.II PGMI/PAI/PGSD/S1 PGMI/PGSD II : 9 orang
* S1 Administrasi Negara/Hukum/Komunikasi/Ekonomi/Keagamaan Buddha : 1 orang
* S1 Administrasi Negara/Hukum/Komunikasi/Ekonomi/Keagamaan : 2 orang
* S1 Akuntansi : 2 orang
* S1 PAI/S1 Syariah/Ushuluddin/Adab Non Prodi Umum + Akta IV : 25 orang
* S1 PAI/Tarbiyah/Syariah/Ushuluddin/Adab Non Prodi Umum & Tadris + Ak IV : 5 orang
* S1 Pendidikan Orkes/Penjaskes : 1 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Bahasa & Sastra Arab/S1 Bahasa & Sastra Arab + Akta IV : 2 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Bahasa & Sastra Indonesia/S1 Bahasa & Sastra Indonesia + Akta IV : 2 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Bahasa & Sastra Inggris/S1 Bahasa & Sastra Inggris + Akta IV : 6 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Biologi, Fisika, Kimia/S1 Biologi, Fisika, Kimia + Akta IV : 16 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Biologi/S1 Biologi + Akta IV : 5 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Ekonomi/S1 Ekonomi + Akta IV : 5 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Fisika/S1 Fisika + Akta IV : 1 orang
* S1 Pendidikan/Tadris IPS Geografi, Ekonomi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi/S1 IPS Geografi, Ekonomi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi + Akta IV : 16 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Kimia/S1 Kimia + Akta IV : 7 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Matematika/S1 Matematika + Akta IV : 22 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Sosiologi/S1 Sosiologi + Akta IV : 1 orang
* S1 PPKn/S1 Tata Negara + Akta IV : 1 orang
* S1 Syari'ah/Dakwah/Usluhuddin/Adab Non Prodi Umum : 4 orang
* S1 Teknik Informatika/Komputer/Sistem Informasi : 2 orang

A. PERSYARATAN
1. Warga Negara Indonesia;
2. Berusia serendah-rendahnya 18 Tahun dan setinggi-tingginya 35 tahun (pada tanggal 1 Desember 2009).
3. Bagi pelamar yang berusia lebih dari 35 Tahun sampai dengan 40 Tahun harus melampirkan bukti wiyata bakti sampai dengan tanggal 1 Desember 2009 minimal 12 Tahun 8 bulan secara terus menerus dan tidak terputus pada instansi pemerintah / lembaga swasta yang berbadan hukum;
4. Ijazah yang diperoleh dari Perguruan Tinggi Swasta yang belum memperoleh izin penyelenggaraan sebagaimana Keputusan Mendiknas Nomor184/U/2001 tanggal 23 November 2001 harus disahkan oleh Kopertis / Kopertais;
5. Ijazah yang diperoleh dari Perguruan Tinggi/Lembaga Pendidikan Tinggi Luar Negeri, harus melampirkan Surat Keputusan Penetapan tentang Penyetaraan /tanda sah dari Ditjen Pendidikan Tinggi Diknas/Ditjen Pendidikan Islam Departemen Agama;
6. Legalisir copy ijazah Universitas/Institut ditandatangani oleh Rektor, Dekan atau Pembantu Dekan Bidang Akademik, sedangkan legalisir copy ijazah Sekolah Tinggi ditandatangani oleh Ketua atau Pembantu Ketua Bidang Akademik;
7. Tanggal penetapan ijazah harus sebelum tanggal lamaran, sedangkan surat keterangan atau pernyataan lulus tidak dapat digunakan untuk melamar;
8. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
9. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Negeri Sipil atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai BUMN/BUMD atau Pegawai Swasta;
10. Tidak berkedudukan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Negeri Sipil;
11. Bersedia ditempatkan di seluruh Wilayah Republik Indonesia atau negara lain yang ditentukan oleh Pemerintah;
12. Tidak menjadi anggota/pengurus PARPOL;
13. Bersedia memenuhi peraturan dan perundang-undangan/ketentuan yang berlaku di lingkungan Departemen Agama.
B. CARA MENDAFTAR
1. Menyampaikan lamaran yang ditulis tangan sendiri dengan tinta hitam dan ditandatangani oleh pelamar dengan melampirkan :
a) Foto copy ijazah yang dilegalisir sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan;
b) Pas photo hitam putih/berwarna ukuran 3 x 4 cm sebanyak dua lembar;
c) Foto copy KTP yang masih berlaku.
2. Lamaran pada unit eselon I pusat dialamatkan ke Kotak Pos 22339 Jakarta 10000 dengan mencantumkan satuan kerja unit eselon I yang dituju dan jenis ketenagaan yang dilamar di sudut kiri atas pada amplop lamaran;
3. Pelamar wajib melampirkan amplop balasan yang telah ditempel perangko kilat dengan menuliskan nama, alamat dan kode pos.
C. WAKTU PENDAFTARAN
Waktu pendaftaran mulai tanggal 5 Oktober 2009 sampai dengan stempel pos tanggal 20 Oktober 2009.
II. FORMASI SATUAN KERJA DAERAH
Bagi Pelamar yang ada di daerah, dapat melihat pengumuman dan mengajukan lamaran sesuai dengan formasi pegawai yang ada pada satuan kerja daerah masing-masing yang meliputi :
1. Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi
2. Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota
3. Institut Agama Islam Negeri
4. Institut Hindu Dharma Negeri
5. Universitas Islam Negeri
6. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
7. Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri
8. Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri
9. Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri
10. Balai Diklat Keagamaan
11. Balai Penelitian dan Pengembangan Agama

Jakarta, 5 Oktober 2009

Panitia Pengadaan CPNS
Departemen Agama RI

CPNS BPPT - S1 Sastra


Penerimaan Pegawai BPPT Tahun 2009 | Deadline 14 Oktober 2009

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membuka peluang karir di bidang perekayasaan dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk tahun anggaran 2009. Bila Saudara memiliki integritas, idealisme dan mampu belajar terus menerus di bidang pengkajian dan penerapan teknologi, kami mengundang Saudara untuk dapat bergabung bersama kami.
Registrasi pelamar, kualifikasi yang dibutuhkan, ketentuan proses seleksi dan pengumuman hasil kelulusan secara lengkap hanya dilakukan melalui registrasi online pada portal rekrutmen PNS BPPT : http://www.bppt.go.id, tidak ada jalur lain yang digunakan dalam proses pengiriman lamaran.

TAHAPAN PELAKSANAAN
Registrasi online : 03 – 14 Oktober 2009
Pengumuman
Seleksi Administratif : 27 Oktober 2009
Pengambilan Tanda Peserta : 29 – 30 Oktober 2009
Tes Tertulis : 03 Nopember 2009
Pengumuman Tahap I : 09 Nopember 2009
Job Test/Wawancara : 12, 13, 16 dan 17 Nopember 2009
Pengumuman Tahap II/Final : 23 Nopember 2009
Pengumpulan Berkas CPNS : 24, 25, 26 Nopember 2009
Perkiraan Masuk Kerja : awal Januari 2010

Persyaratan Administrasi Umum
1. Warga Negara Indonesia.
2. Usia maksimal : SMK 20 tahun, DIII 24 tahun, S1 28 tahun, S2 32 tahun, atau berusia maksimal 35 tahun dengan pengalaman bekerja minimal 5 tahun.
3. Berijasah sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan, diutamakan Perguruan Tinggi dengan akreditasi BAN A.
4. Bagi lulusan luar negeri sudah memperoleh pengakuan ijasah dari Dirjen Pendidikan Tinggi - Dep. Pendidikan Nasional
5. IPK :
* DIII minimal 2,75 (skala 4)
* S1 minimal 2,75 (skala 4)
* S2 minimal 3,25 (skala 4)
NEM/NUN : rata – rata 7,5
6. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, karena melakukan sesuatu tindakan pidana kejahatan.
7. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, atau tidak hormat sebagai pegawai swasta
8. Tidak berkedudukan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Negeri Sipil.
9. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah negara Republik Indonesia atau negara lain yang ditentukan pemerintah.
10. Tidak menjadi pengurus dan/atau anggota partai politik.
11. Berbadan sehat (jasmani dan rohani, serta tidak buta warna).
12. Wajib dan bersedia ditempatkan di Jakarta, Serpong, Lampung, Surabaya, Yogyakarta atau Denpasar.
Keterangan:poin 6 s.d 11 akan diberikan surat pernyataan tersendiri.

Dokumen-dokumen persyaratan khusus untuk Berkas Lamaran :

o Mencetak / print Form Registrasi dicetak langsung dari situs Lamaran BPPT (setelah selesai mengisi data lamaran)
o Pasfoto 3 x 4 = 2 lembar (ditulis nama, bidang ilmu dan nomor registrasi online)
o Fotokopi ijasah dan transkrip pendidikan terakhir yang dilegalisir.
Untuk proses penerimaan PNS, dipersyaratkan Ijasah Pendidikan terakhir, sedangkan Surat Keterangan Kelulusan TIDAK BERLAKU.
o Fotokopi KTP yang masih berlaku.
o Fotokopi halaman judul dan abstrak tugas akhir / tesis
o Fotokopi keterangan pengalaman kerja, bagi yang pernah/sedang bekerja.
o Berkas lamaran paling lambat diterima Tim Pengadaan PNS BPPT Tahun Anggaran (TA) 2009 tanggal 14 Oktober 2009.

Berkas dikirimkan dalam amplop tertutup ditujukan kepada:
Tim Pengadaan PNS BPPT TA 2009
Gedung I BPPT Lantai 6
Jl. MH. Thamrin no. 8
JAKARTA 10340

Total Formasi 188 orang.
Informasi lengkap: http://lowongan.bppt.go.id/index.php

Download dokumen:
http://lowongan.bppt.go.id/paket/TAHAPAN_PELAKSANAAN.doc
http://lowongan.bppt.go.id/paket/Syarat_Pengiriman_Berkas.doc
http://lowongan.bppt.go.id/paket/Persyaratan_Administrasi_Umum.doc
http://lowongan.bppt.go.id/paket/Frequently_Ask_Question.doc
http://lowongan.bppt.go.id/paket/DAFTAR_FORMASI_CPNS_BPPT.doc

CPNS Depag Yogya, S1 Sasing, dll


CPNS Departemen Agama Kanwil DIY | Deadline 20 Oktober 2009

Menindak lanjuti Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Agama RI Nomor 1449 Tahun 2009 tanggal 29 September 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Agama Tahun Anggaran 2009 dan surat Sekretaris Jenderal Departemen Agama RI Nomor : B.II/1-a/Kp.00.3/961/2009 tanggal 30 September 2009 perihal Penyampaian Alokasi Formasi Umum PNS di lingkungan Departemen Agama Tahun Anggaran 2009, Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akan menyelenggarakan Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun Anggaran
2008 dengan ketentuan sebagai berikut:

I. Formasi:

* D2 PGMI/PAI/PGSD/S1 PGMI/PGSD: 5 orang
* S1 Administrasi Negara/Hukum/Komunikasi/Ekonomi/Keagamaan: 2 orang
* S1 Akuntansi: 2 orang
* S1 Keagamaan Kristen: 1 orang
* S1 PAI/S1 Syari’ah/Ushuluddin/Adab Non Prodi Umum & Tadris + Akta IV: 1 orang
* S1 PAI/Tarbiyah/Syari’ah/Ushuluddin/Adab Non Prodi Umum & Tadris + Akta IV: 8 orang
* S1 Pendidikan Bahasa & Sastra Arab/S1 Sastra & Bahasa Arab + Akta IV: 2 orang
* S1 Pendidikan Ekonomi/S1 Ekonomi + Akta IV: 2 orang
* S1 Pendidikan IPS Geografi, Ekonomi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi/S1 IPS Gegografi, Ekonomi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi + Akta IV: 1 orang
* S1 Pendidikan Matematika/S1 Matematika + Akta IV: 1 orang
* S1 Pendidikan MIPA Biologi, Fisika, Kimia/S1 MIPA Biologi, Fisika, Kimia + Akta IV: 1 orang
* S1 Pendidikan Orkes/Penjaskes: 1 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Bahasa & Sastra Indonesia/S1 Sastra & Bahasa Indonesia + Akta IV: 2 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Bahasa & Sastra Inggris/S1 Sastra & Bahasa Inggris + Akta IV: 3 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Biologi, Fisika, Kimia/S1 Bioologi, Fisika, Kimia + Akta IV: 1 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Biologi/S1 Biologi + Akta IV: 2 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Fisika/S1 Fisika + Akta IV: 1 orang
* S1 Pendidikan/Tadris IPS Geografi, Ekonomi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi/S1 IPS Gegografi, Ekonomi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi + Akta IV: 1 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Kimia/S1 Kimia + Akta IV: 1 orang
* S1 Pendidikan/Tadris Matematika/S1 Matematika + Akta IV: 1 orang
* S1 Pendidkan Sosiologi/S1 Sosiologi + Akta IV: 1 orang
* S1 PPKn/S1 Tata Negara + Akta IV: 1 orang
* S1 Syari’ah/Dakwah/Ushuluddin/Adab Non Prodi Umum: 3 orang
* S1 Teknik Informatika/Komputer/Sistem Informasi: 2 orang

II. CARA MENDAFTAR DAN SYARAT PENDAFTARAN
A. CARA MENDAFTAR
1. Lamaran ditulis oleh tangan sendiri dengan tinta hitam ( boxy ) dan ditandatangani oleh pelamar disertai dengan :
a) Foto copy sah ijazah yang telah dilegalisir sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan sebanyak 1 lembar
b) Pas photo ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 ( dua ) lembar ;
c) Foto copy KTP wilayah Provinsi DIY ( bukan KTP Sementara ) yang masih berlaku dilegalisir oleh Kepala Desa / Lurah dan Camat sebanyak 1 lembar ;
c) Amplop balasan yang telah ditempel perangko kilat serta ditulis nama, alamat, kode pos dan no. telpon / HP pelamar .
2. Lamaran dibuat menurut contoh sebagaimana terlampir .
3. Lamaran beserta lampiran-lampirannya dimasukkan dalam amplop tertutup. Pada sudut kiri atas ditulis Jenis Ketenagaan yang dilamar dan Satuan Kerjanya. Amplop berisi lamaran dikirimkan melalui Pos kepada :
Panitia Pengadaan CPNS pada Kanwil Dep. Agama
Provinsi D.I. Yogyakarta Kotak Pos No. 2000 / Yk – 55000.

B. SYARAT PENDAFTARAN
PERSYARATAN UMUM
1. Warga Negara Indonesia ;
2. Berusia serendah-rendahnya 18 Tahun dan setinggi-tingginya 35 tahun ( pada tanggal 1 Desember 2009 ).
3. Bagi pelamar yang berusia lebih dari 35 Tahun sampai dengan 40 Tahun agar melampirkan bukti wiyata bakti sampai dengan tanggal 1 Desember 2009 minimal 12 Tahun 8 bulan secara terus menerus dan tidak terputus pada instansi pemerintah atau yayasan yang berbadan hukum ;
4. Bagi pelamar lulusan Perguruan Tinggi Swasta yang belum terakreditasi sebelum berlakunya Keputusan Mendiknas Nomor 184/U/2001 tanggal 23 November 2001 harus sudah disahkan oleh Kopertis / Kopertais ;
5. Bagi pelamar lulusan Perguruan Tinggi Luar Negeri atau Lembaga Pendidikan Luar Negeri, harus melampirkan Surat Keputusan Penetapan dan Penyetaraan hasil penilaian ijazah lulusan Perguruan Tinggi Luar Negeri dari Ditjen Pendidikan Tinggi / Ditjen Pendidikan Agama Islam ;
6. Foto copy ijazah Universitas / Institut dilegalisir oleh Rektor, Dekan atau Pembantu Dekan Bidang Akademik, sedangkan foto copy ijazah Sekolah Tinggi dilegalisir Ketua atau Pembantu Ketua Bidang Akademik ;
7. Tanggal penetapan ijazah harus sebelum tanggal pelamaran, sedangkan surat keterangan atau pernyataan lulus tidak diperkenankan ;
8. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap ;
9. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil / Pegawai Swasta ;
10. Tidak berkedudukan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil / Pegawai Negeri ;
11. Bersedia ditempatkan di seluruh Wilayah Republik Indonesia atau negara lain yang ditentukan oleh Pemerintah ;
12. Tidak menjadi anggota / pengurus PARPOL ;
13. Bersedia memenuhi peraturan / ketentuan yang berlaku dalam lingkungan Departemen Agama.

III. WAKTU PENDAFTARAN
Waktu pendaftaran pelamar melalui jasa pos tanggal 5 Oktober sampai dengan 20 Oktober 2009.

IV. TAHAPAN SELEKSI
A. SELEKSI ADMINISTRASI
Seleksi administrasi dilakukan untuk meneliti keabsahan dan kelengkapan berkas lamaran;

B. UJIAN TERTULIS
1. Pelamar yang berhak mengikuti ujian tertulis adalah peserta yang dinyatakan lulus seleksi administrasi;
2. Pengambilan Nomor Tanda Peserta Ujian Pengadaan CPNS Tahun 2009 pada Hari Kamis s/d. Sabtu Tanggal 12 s/d. 14 Nopember 2009 di Kantor Departemen Agama Kabupaten / Kota se Provinsi D.I. Yogyakarta pada jam kerja, dengan alamat :
1). Kantor Dep. Agama Kabupaten Kulon Progo - Jl. Bhayangkara Wates Kulon Progo
2). Kantor Dep. Agama Kabupaten Bantul - Jl. DR. Wahidin Sudirohusodo Bantul
3). Kantor Dep. Agama Kabupaten Gunungkidul - Jl. Brigjen Katamso No. 13 Wonosari Gunungkidul
4). Kantor Dep. Agama Kabupaten Sleman - Jl. Merbabu No. 9 Beran Sleman
5). Kantor Dep. Agama Kota Yogyakarta - Jl. Ki Mangun Sarkoro No. 45 A Yogyakarta.

3. Ujian Tertulis dilaksanakan pada hari Ahad tanggal 15 Nopember 2009.
4. Tempat pelaksanaan Ujian Tertulis ditentukan kemudian.

VI. LAIN – LAIN
1. Pelamar tidak dibatasi wilayah domisili, sepanjang masih berada dalam wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ;
2. Pada waktu Ujian Tertulis semua peserta harus membawa Nomor Tanda Peserta Ujian Pengadaan CPNS Tahun 2009;
3. Berkas lamaran yang sudah masuk tidak boleh diminta kembali ;
4. Untuk Pelamar Calon Penghulu harus laki-laki ;
5. Lamaran harus dikirimkan melalui jasa pos.

Yogyakarta, 5 Oktober 2009

Panitia Pengadaan CPNS
Kanwil Dep. Agama Provinsi D.I. Yogyakarta
Ketua
Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I
NIP. 19590327 198803 1 001

CPNS Perpustakaan Nasional, Deadline 15 Oktober 2009


P E N G U M U M A N
PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI TAHUN 2009
NOMOR : 2720/2/a/X.2009

1. Menindak lanjuti Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 280 Tahun 2009 tanggal 10 September 2009 tentang formasi Pegawai Negeri Sipil Perpustakaan Nasional Tahun Anggaran 2009, dengan ini diumumkan bahwa Perpustakaan Nasional untuk Tahun Anggaran 2009 akan mengangkat 29 Orang CPNS untuk ditempatkan di lingkungan Perpustakaan Nasional Jakarta dan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno di Blitar sebagai berikut :

NO. JABATAN PENDIDIKAN JUMLAH
FORMASI PENEMPATAN
1 Pustakawan S1 Perpustakaan 5 Jakarta & Blitar
2 Perencana S1 Perpustakaan 1 Jakarta

3 Penata Laporan Keuangan S1 Ek. Akuntansi 4 Jakarta & Blitar
4 Pengelola Administrasi Keuangan S1 Ek. Manajemen 1 Jakarta
5 Penyusun Tata Laksana Organisasi S1 Hukum 1 Blitar
6 Pranata Komputer S1 Komputer Sistem Informasi 4 Jakarta
7 Analis Kebutuhan Diklat S1 Statistik 1 Jakarta
8 Penerjemah S1 Bhs. Inggris 1 Jakarta
9 Penerjemah. Koresponden dan Penyunting Teks Bahasa Inggris S1 Bhs. Inggris 1 Jakarta
10 Analis Kepegawaian S1 Administrasi Negara 1 Jakarta
11 Pengelola Bahan Kimia Konservasi S1 Farmasi 1 Jakarta
12 Penyusun Promosi Program S1 Komunikasi 1 Jakarta
13 Penyusun Bahan Publikasi S1 Jurnalistik 1 Jakarta
14 Penyusun Bahan Kerjasama Luar Negeri S1 Sospol Hub. Internasional 1 Jakarta
15 Pustakawan DIII Perpustakaan 1 Jakarta
16 Pengelola Pangkalan Data Pustakawan DIII Komputer Teknik Informatika 1 Jakarta
17 Perawat DIII Keperawatan 1 Jakarta
18 Sekretaris DIII Sekretaris 1 Jakarta
19 Teknisi Komputer DIII Komputer Teknik Informatika 1 Jakarta

2. Persyaratan Pelamar :
• Berusia serendah - rendahnya 22 Tahun dan setinggi - tingginya 35 Tahun per 1 Desember 2009.
• IPK serendah-rendahnya 2,75
3. Lamaran ditulis tangan dan ditujukan kepada Tim Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Perpustakaan Nasional RI dengan dilampiri :
• Foto copy ijazah dan transkrip nilai yang dilegalisir.
• Kartu Tanda Pencari Kerja dari Kantor Dinas Tenaga Kerja.
• Surat Keterangan Catatan Kepolisian
• Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter
• Pas photo hitam putih ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar.


4. Berkas Lamaran dimasukkan dalam stopmap ( warna kuning untuk S1 dan warna merah untuk DIII ) dengan mencantumkan kualifikasi pendidikan dan nama jabatan yang dilamar disampaikan langsung ke Tim Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Perpustakaan Nasional RI Tahun 2009 dengan alamat Jalan Salemba Raya No.28A Jakarta Pusat mulai tanggal 12 Oktober sampai dengan 15 Oktober 2009 pukul 09.00 – 14.00 WIB.
5. Pelamar atau peserta seleksi CPNS tidak dipungut biaya apapun dan Keputusan Tim Pengadaan CPNS Perpustakaan Nasional Tahun 2009 bersifat MUTLAK dan tidak dapat diganggu gugat.

Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.


Jakarta, 05 Oktober 2009

Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI
Selaku
Ketua Tim Pengadaan CPNS
Perpustakaan Nasional Tahun 2009,
ttd
Dra. Sri Sularsih, M.Si.
NIP. 19560310 198203 2 001

sumber: www.pnri.go.id