Publishing: 20 Kiat Menjadi Editor
Anda ingin menjadi seorang editor? M. Lincoln Schuster, pendiri dan pemilik Penerbit Simon and Schuster bersama kawannya, Richard L. Simon membagi pengalamannya. Tulisan berikut ini berdasarkan pengalamannya menjadi penerbit dan editor buku selama puluhan tahun. Tulisan ini sebelumnya dimuat dalam buku Editors on Editing (Gerald Gross, ed.), terbitan Harper & Row Publishers,
I . Pengertian dasar dari editor dan penerbit adalah seorang editor memilih naskah; sebuah penerbit memilih editor.
II. Tugas seorang editor bukan sekadar melengkapi naskah yang dikirimkan, merapikan, dan memersiapkan untuk diterbitkan. Pelajaran pertama yang harus Anda hadapi tatkala bertemu dengan penulis, pengarang ataupun agennya bukan menerima naskah saja melainkan dapat menangkap ide apa dari naskah yang mereka bawa. Ide apa yang membuat para penulis merasa penting naskahnya untuk diterbitkan.
Ini penting karena jika sudah menangkap dan memahami ide mereka, Anda punya kebebasan agar tak harus membaca keseluruhan naskah sehingga dapat menghemat waktu. Anda beruntung jika sudah pernah menerima outline atau contoh dari bab-bab awal naskah si penulis. Karena di tengah-tengah kesibukan Anda menyunting naskah kadang-kadang Anda tidak membaca lagi bagian itu.
III. Editor yang ideal sebaiknya berpikir dan juga memutuskan sebagai penerbit. Begitu juga sebaliknya; penerbit yang baik juga berpikir dan memutuskan sebagai editor. Ia harus paham
IV. Ini bukan masalah Anda suka atau tidak suka dengan naskah atau ide si penulis yang Anda baca. Dalam membaca naskah yang penting adalah bagaimana perasaan Anda setelah membacanya.
V. Kebahagiaan terbesar seorang editor adalah menemukan penulis atau pengarang yang baik.
VI. Jangan hanya sekadar menilai naskah akhir di tangan Anda, ketahui juga proses pembuatannya.
VII. Seorang editor pada akhirnya tak terlepas dari segala macam pemikiran dan pertimbangan yang mengarah pada keseimbangan. Jika terus-menerus berpikiran seperti itu, Anda akan terjebak dan sulit memutuskan. Produk Anda akan terhambat. Yakinlah tidak ada sesuatu yang sempurna.
VIII. Akhirnya, setelah membaca naskah, Anda harus berani mengatakan: Meskipun ini adalah ide yang buruk, ini juga ditulis dengan buruk.
IX. Kesabaran adalah satu hal yang perlu bagi seorang editor. Anda juga harus sabar jika menghadapi seorang penulis ketika Anda tanyakan bagaimana proses kreatif penulisan bukunya dia hanya menjawab: Ini sudah selesai. Yang saya lakukan hanya menulisnya, itu saja.
X. Baca lagi dengan teliti naskah yang Anda terima. Banyak ide tak diduga yang mungkin dapat menginspirasi Anda justru didapat dari naskah yang Anda baca. Misalnya, ide untuk pembuatan desain sampul buku, kata-kata menarik yang dapat dicantumkan di sampul depan atau belakang buku, ide-ide yang harus dijelaskan kepada orang yang bertugas menuliskan resensinya, juga kepada toko, bagian penjualan, marketing dan semuanya yang dapat mendukung penjualan buku Anda.
XI. Jangan khawatir atau ragu-ragu melakukan tindakan. Ingat, bisnis penerbitan adalah seperti melakukan perjudian atau dengan kata lain bisnis yang penuh dengan spekulasi dan risiko.
XII. Jangan hanya selalu mengikuti tren buku-buku yang sedang best seller, sedang laku atau mode di pasaran. Lebih baik menciptakan tren daripada ikut-ikutan.
XIII. Berikan kesempatan kepada pengarang untuk mengembangkan potensi menulisnya. Ini penting khususnya bagi penulis kategori-kategori tertentu, misalnya fiksi, agar buku yang mereka hasilkan penjualannya dapat berlangsung terus.
XIV. Jangan kecil hati apabila ada penerbit lain menerbitkan buku-buku sejenis dengan buku-buku yang dihasilkan perusahaan Anda. Yang penting, menjadi pelopor dan mampu bertahan.
XV. Terbuka dengan berbagai pemikiran dari petugas di bagian penjualan, promosi dan iklan tentu dapat melancarkan kinerja Anda. Walaupun demikian, jangan sampai mereka menekan Anda. Usahakan kompromi yang menguntungkan dan dapat diusahakan bersama-sama.
XVI. Lupakan dan hiraukan komentar-komentar yang menyudutkan buku-buku Anda, terutama yang selalu menggunakan alasan publik pembaca. Yakinlah, sebuah produk yang tepat mempunyai pasarnya sendiri-sendiri. Tidak ada dalil tertentu yang dapat mewakili selera ideal pembaca.
XVII. Belajarlah untuk selalu menanamkan rasa percaya diri kepada penulis/pengarang buku yang Anda terbitkan sebelum bukunya terbit, selama proses produksi, dan setelah bukunya beredar di toko. Jika tidak, hubungan Anda dengan pengarang bahkan dengan pihak-pihak lain (toko buku dan penerbit) seperti seseorang yang meletakkan pisau di leher sehingga sewaktu-waktu bisa saja terjadi pertengkaran.
XVIII. Ada dua pertanyaan dasar yang dapat menjadi pertimbangan editor sebelum menerbitkan buku. Pertama, jika naskah yang Anda temukan sudah menjadi buku bersediakah Anda membelinya? Kedua, bersediakah Anda menyimpan buku ini sebagai koleksi pribadi sampai-sampai Anda tak bosan-bosan membacanya kembali?
XIX. Ingatlah, Anda diam-diam diawasi oleh kolega dan perusahaan, selain pengarang, penjual buku, kritikus ataupun penulis resensi. Mereka tidak menilai seberapa sukses dan gagalnya penjualan buku-buku Anda, melainkan apakah Anda siap dalam segala pertempuran bisnis ini. Percaya diri, mengembangkan imajinasi, dan motivasi penting adalah tiga hal yang harus diutamakan seorang editor.
XX. Jangan melihat pekerjaan ini hanya sekadar duduk dan membaca saja. Pekerjaan ini juga kaya dengan kreativitas di samping senantiasa tak ketinggalan mengikuti perkembangan zaman. Pekerjaan penyuntingan naskah termasuk sumbangan intelektual yang berarti dan dapat memberikan kepuasan spiritual seperti halnya profesi lain.
sumber: matabaca.com
1 comment:
keren bgt,,,kbetulan aku baru aja maw nyobain magang di salh satu penerbit buat jadi editor,,,,trus liat blog ini,,,jadi referensi bgt,,thanks y.
Post a Comment