Bingung, begitulah kebanyakan reaksi penderita foreign accent syndrome (FAS) atau sindrom aksen bahasa asing. Mendadak dirinya bisa berbicara dengan aksen bahasa asing padahal selama ini tidak pernah tahu gaya bahasa seperti itu.
Orang yang mendengarnya pun bakal ikut kebingungan kenapa suami, istri, anak atau sahabat terdekatnya tiba-tiba berbicara dengan aksen negara yang sama sekali belum pernah dikunjungi atau didengarnya.
Jangan bingung dulu, karena memang ada penyakit FAS ini. FAS ini terjadi karena adanya gangguan otak yang sangat jarang terjadi yang menyebabkan penderitanya bisa berbicara seolah-olah dirinya berasal dari negara asing itu.
Penyebabnya bisa karena luka di kepala atau pernah mengalami stroke. Namun ada juga yang melaporkan penyebab lainnya akibat multiple sclerosis dan kelainan lain yang dalam beberapa kasus penyebabnya tidak jelas teridentifikasi.
Seperti yang dialami perempuan bernama CindyLou Romberg yang tiba-tiba gaya bicaranya terdengar seperti berasal dari sejumlah negara eksotis di dunia.
Kadang-kadang ia bisa berbicara bahasa Rusia, Jerman atau menggunakan bahasa Swedia. Padahal dirinya tidak pernah meninggalkan kota kelahirannya di Port Angeles, Washington atau mempelajari bahasa-bahasa asing tersebut.
Dokter menyebut hal yang dialami oleh Romberg ini sebagai Foreign Accent Syndrome (FAS). Hal yang terjadi pada Romberg diduga berhubungan dengan kecelakaan yang dialaminya tahun 1981.
Saat itu Romberg mengalami depresi patah tulang tengkorak akibat jatuh dari truk yang sedang bergerak. Setelah pulih dari cedera otak yang parah, dirinya berusaha untuk bisa berbicara secara normal selama 2 tahun dan sempat kehilangan suara selama beberapa hari. Ketika suaranya sudah kembali, ia memiliki FAS tersebut.
"Kemungkinan ia mengalami episode kecil penurunan suplai darah ke otak selama proses penyembuhannya untuk menghindari cedera tambahan, hal ini menyebabkan dirinya mengalami FAS," ujar ahli saraf Julius Fridriksson, seperti dikutip dari ABCNews, Senin (22/2/2010).
Fridriksson mengatakan FAS bisa berasal dari sebuah trauma atau benturan yang terjadi di bagian otak sebelah kiri yang bertanggung jawab terhadap kemampuan seseorang berbicara.
Secara medis tidak ada yang salah dengan kondisi tubuhnya, hanya saja penderita bisa berbicara menggunakan bahasa asing tanpa pernah berkunjung atau mempelajari bahasa tersebut.
"Bagaimanapun kondisinya saya tetap merindukan suara saya yang dulu, suara yang telah bersama saya selama 49 tahun dan telah menjadi bagian dari diri saya. Tapi kini hal yang terpenting adalah saya sehat dan masih bisa beraktivitas dengan baik," ujar Romberg.
Ucapan yang dikeluarkan oleh penderita FAS dapat berubah dalam beberapa waktu, perubahan intonasi dan penempatan lidah yang berbeda sehingga terdengar asing. Ucapan yang dikeluarkannya tetap bisa dimengerti meski tidak selalu terdengar teratur.
Kasus FAS yang telah didokumentasikan di seluruh dunia berbeda-beda, ada yang berubah dari aksen Jepang ke Korea, Inggris ke bahasa Perancis atau bahasa Spanyol ke bahasa Hungaria.
Beberapa perubahan gaya bicara yang umum terkait dengan FAS meliputi:
1. Kesalahan berbicaranya bisa diprediksi.
2. Adanya penggantian, penghapusan atau distorsi dari huruf konsonan.
3. Kesalahan dalam pengucapan misalnya 'bike' menjadi 'pike'.
4. Adanya distorsi, perpanjangan atau subtitusi dari huruf vokal.
5. Bermasalah dengan gugus konsonan.
6. Menggunakan kata 'uh' ketika menyisipkan kata-kata.
Untuk mendeteksi gangguan FAS ini harus melibatkan ahli saraf (untuk mendeteksi adanya cacat neurologis), radiolog (untuk mendeteksi cedera, fungsi, struktur atau sirkulasi darah di otak), psikolog (untuk mempelajari dan menganalisis psikologis pasien) serta patolog bicara (untuk menilai cara membaca, menulis dan bahasa pasien). Selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik lengkap mulai dari mulut seperti gerakan rahang, lidah dan bibir.
Hingga kini belum ada obat yang bisa digunakan untuk mengobati FAS, tapi terapi berbicara telah menunjukkan beberapa perbaikan pada diri pasien. Perawatan yang dilakukan bagi pasien FAS bertujuan untuk mengurangi aksen asing sehingga bisa berbicara normal lagi.(ver/ir) sumber: detik health
No comments:
Post a Comment