STRATEGI PENERJEMAHAN UNTUK KONSEP YANG TIDAK DIKENAL DALAM BAHASA SASARAN
(Sebuah Kajian tentang Strategi Penerjemahan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris)
Mashadi Said, Daniek Supriana, Aris Wuryantoro, Ira Miranti
Universitas Gunadarma, Jakarta
Makalah ini bertujuan untuk mengemukakan strategi penerjemahan yang ditempuh oleh penerjemah profesional dalam menerjemahkan kata/ungkapan yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa sasaran, dalam hal ini dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.
Pendahuluan
Strategi penerjemahan untuk konsep yang tidak dikenal dalam bahasa sasaran telah menjadi salah satu pusat perhatian pada ahli penerjemahan. Baker (1992), Newmark (1981, 1988), dan Larson (1984) misalnya, mengidentifikasi konsep-konsep yang tidak dikenal dalam bahasa sasaran, seperti kata/ungkapan yang sangat khas pada kebudayaan tertentu (culture-specific concept). Untuk menangani hal itu, mereka menawarkan strategi penerjemahan seperti penerjemahan dengan 1) menggunakan kata yang lebih umum; 2) menggunakan kata yang lebih netral/lebih tidak ekspresif; 3) pengganti kebudayaan; 4) menggunakan kata pinjaman atau kata pinjaman ditambah penjelasan; 5 parafrase; 6) transposisi; 7) dimodifikasi dengan pemerian bentuk; 8) modifikasi dengan pemerian fungsi; 9) modifikasi dengan pemerian bentuk dan fungsi; 10) ilustrasi; 11) catatan/keterangan.
Makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan sejauh mana penerjemah profesional menggunakan strategi itu untuk menangani kata/ungkapan yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa sasaran dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Untuk mengungkap hal tersebut, sumber data yang digunakan adalah 1) On Foreign Shores, terjemahan oleh John Mc Glynn; 2) Trouser Doll terjemahan oleh Linda Owens dan Harry Aveling, 2002; 3) The Rape of Sukreni terjemahan oleh George Quinn, 1998; 4) The Barber terjemahan oleh Justine Fitzrald, Anna Netheim, dan Linda Owens, 2002.
Kata/Ungkapan yang tidak Memiliki Padanan Langsung
Dari sumber data, diidentifikasi 86 kata/ungkapan yang tidak memiliki padanan langsung yang dapat digolongkan dalam kategori kebudayaan sebagai berikut.
Ide dan gagasan
Wujud kebudayaan ini terdapat dalam alam pikiran manusia. Ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu masyarakat memberi jiwa kepada masyarakat itu. Kata/ungkapan yang tergolong dalam kategori ini adalah sebagai berikut.
Sistem religi | Sistem pelapisan sosial | Sistem organi-sasi | Kesenian | Sapaan | Pekerjaan/mata pencaharian |
Tawakal, toya tirta, sapta gangga, Batara Sri, Dewa, Mantera Palasik, Ilmu pelintuh, Widi | Wesia, Sateria Jaba, Sengguhu, Orang Jaba. | arisan | Bapak Pocung, Dandanggula, Megatruh blues, Dangdut, Kuda lumping, Sabung ayam, Megatruh | Junjungan, emak, laki | Tukang becak, Kernet Peronda, Ustad, Pencari beling, Kerama desa, Punggawa, Tukang panjat, Kaki tangan Penggawa kota, Satpam, Juru tulis |
Kebiasaan/Aktivitas
Aktivitas adalah tindakan berpola, digolongkan dalam wujud sistem sosial, terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul dengan sesamanya dari waktu ke waktu menurut pola-pola tertentu. Kata/ungkapan yang tergolong dalam wujud kebudayaan ini meliputi:
Upacara | Tolong menolong antar warga | Kebiasaan atau tindakan |
Aben, Palebuhan | Bekerja rodi | Berpupur, gengsot, bersila |
Artifak
Artifak dapat berupa benda-benda hasil karya manusia yang meliputi:
Peralatan | Makanan/minuman/ selingan | Pakaian | Bangunan |
Guci tuak, Lampu minyak tanah, Tepak sirih, Jimat, Keris, Belati, Sembilu, Tungku, Lampu sentir, Sanggul, Gamelan, Getek, Badik,Becak,Pusaka | Kerupuk, Bayuan, Arak, Rokok kretek, Kapur sirih | Senteng, Bulang, Kain lepas, Kebaya Kerudung, Kain kafan, Ikat kepala cara Buleleng,Telengkung | Balai-balai, Balai lumbung, Lumbung, Kedai |
Lingkungan/Ekologi
Kata/ungkapan yang mengandung konsep lingkungan/ekologi adalah:
Tumbuhan | Hewan | Lingkungan/tempat | Keadaan/sifat alam |
Daun ketapang,Manggis Gayam,Kangkung Toge,Rotan | Bengkarung, Kutu busuk | Wonosari | Sundari |
Strategi Penerjemahan
Strategi yang digunakan oleh penerjemah profesional untuk menerjemahkan kata/ungkapan spesifik dalam kebudayaan Indonesia meliputi 10 strategi, yaitu padanan deskriptif, padanan budaya, pola khusus-umum, kata serapan (dengan dan tanpa modifikasi), modifikasi dengan ciri dan bentuk, penerjemahan harfiah, modifikasi dengan pernyataan fungsi, pentransferan, modifikasi dengan bentuk dan fungsi, dan pola umum-khusus.
Strategi penerjemahan dengan menggunakan padanan deskriptif
Strategi padanan deskriptif adalah strategi yang paling sering digunakan oleh penerjemah profesional untuk menangani kata/ungkapan yang tidak dikenal dalam bahasa sasaran. Dari 86 kata yang teridentifikasi tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Inggris, penerjemah menggunakan pola tersebut terhadap 31 (36.04%) kata/ungkapan untuk mengungkapkan padanannya dalam bahasa Inggris. Keduapuluhdelapan kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut:
Bahasa Sumber | Bahasa Sasaran | Bahasa Sumber | Bahasa Sasaran |
1. Tukang panjat 2. Bayuan 3. Pelebuan 4. Kernet 5. Bersila 6. Megatruh 7. Bapak pocung 8. Dandanggula 9. Bekerja rodi 10. Lampu minyak tanah 11. Panakawan 12. Juru tulis 13. Kaki tangan 14. Ilmu pelintuh 15. Telengkung 16. Tawakal | the men who climbed the trees wine from last night royal cremation ceremony driver’s assistant cross legged/sit in lotus position traditional Javanese blues ancient verses ancient song collective task ancient kerosene lamp pack of clown one who works in office faithful servant Type of witching power Girl’s prayer robes Prepared to follow will of God | 17. Toya tirta 18. Orang Jaba 19. Rokok kretek 20. Kerupuk 21. Balai lumbung 22. Berpupur 23. Toge 24. Ustad 25. Palasik 26. Tukang becak 27. Gengsot 28. Pusaka 29. Arak 30. Punggawa kota 31. Kutu busuk | Holy water Outer, commoner caste Clove cigarette Shrimp crackers Storeroom floor Thick with face powder Bean sprout Prayer teacher The devil worshipper Pedicab driver Chug a leg Goods and heirlooms Rice beer Town authorities Rotten parasite |
Kata/ungkapan di atas diterjemahkan secara deskriptif untuk mengkomunikasikan makna secara akurat. Umpamanya, tukang panjat tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Inggris sehingga diterjemahkan dengan the men who climbed the trees. Bayuan adalah tuak yang didiamkan selama semalam diterjemahkan dengan wine from last night. Pelebuan adalah upacara pembakaran mayat khusus untuk orang-orang berkasta tinggi diterjemahkan dengan royal cremation ceremony, demikian seterusnya.
Strategi Penerjemahan dengan Menggunakan Padanan Budaya
Strategi padanan budaya adalah strategi yang juga sering digunakan oleh penerjemah profesional untuk menangani kata/ungkapan yang tidak dikenal dalam bahasa sasaran. Dari 86 kata yang teridentifikasi tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Inggris, penerjemah menggunakan pola tersebut terhadap 17 (19.76%) kata/ungkapan untuk mengungkapkan padanannya dalam bahasa Inggris. Keduapuluhempat kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut:
Bahasa Sumber | Bahasa Sasaran | Bahasa Sumber | Bahasa Sasaran |
1. Satpam 2. Aben 3. Tungku 4. Getek 5. Becak 6. Junjungan 7. Kangkung 8. Jimat 9. Dewa | Security Guard Cremation Campfires the raft pedicab husband spinach amulets God | 10. Samadi Pasifik 11. Peronda 12. Arisan 13. Kanda 14. Peronda 15. Punggawa 16. Penggawa kota 17. Kedai | The Pacific Ocean Patrolman playing cards dearest patrolman officer town authorities food stall |
Dalam bahasa sumber, satpam adalah singkatan dari Satuan Pengamanan, dalam bahasa Inggris padanan yang menyerupai Satpam adalah Security Guard. Aben termasuk dalam upacara pembakaran mayat di Bali. Penerjemah menggunakan cremation sebagai padanan untuk kata itu karena kata cremation maknanya hampir sama dalam kebudayaan Inggris. Tungku adalah salah satu sarana dapur yang menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya dan berfungsi sebagai perapian untuk memasak, sehingga diterjemahkan dengan campfire yang bentuknya mirip dengan tungku.
c. Strategi Penerjemahan dengan Menggunakan Pola Khusus-Umum
Strategi pola khusus-umum digunakan oleh penerjemah profesional untuk menangani kata/ungkapan yang tidak dikenal dalam bahasa sasaran terhadap 10 (11.62%) kata/ungkapan. Kedelapan kata/ungkapan itu adalah sebagai berikut.
Bahasa Sumber | Bahasa sasaran | Bahasa Sumber | Bahasa sasaran |
1. Belati 2. Sembilu 3. Daun ketapang 4. Wonosari 5. Lampu sentir | Knife Knife Leaves Indonesia Lamp | 6. Sanggul 7. Kebaya 8. Gayam 9. Bengkarung 10. Kerudung | Hair Blouse Fruit Lizard Cover |
Belati merupakan sejenis senjata tajam yang digunakan untuk membela diri atau menyerang orang lain. “Belati” adalah salah satu senjata khas dari Indonesia yang mungkin karena bentuk dan ukurannya, belati tidak ada padanannya dalam bahasa Inggris, sehingga untuk kata belati, knife lebih sesuai karena knife (pisau) adalah kata yang lebih umum dari belati. “Daun ketapang” merupakan salah satu jenis daun yang tidak dijumpai pada lingkungan Inggris. Karena kata ini tidak mempunyai padanan dalam bahasa Inggris, maka cara untuk menerjemahkannya adalah dengan menggunakan kata generik yaitu leaves yang berarti daun secara umum.
d. Strategi penerjemahan dengan menggunakan kata serapan
Strategi penerjemahan dengan kata serapan dilakukan oleh penerjemah profesional dengan dua cara yaitu:
1) Kata Serapan dengan Modifikasi
Strategi ini hanya digunakan untuk 2 kata (2.32%). Kata itu adalah sebagai berikut.
Bahasa Sumber | Bahasa Sasaran |
Wolon Batara Sri | Wolon, the resting period Lady Sri, the goddess of rice |
Kata “wolon” diserap ke dalam bahasa Inggris sebagai bahasa sasaran, kemudian diberi penjelasan sebagai modifikasi kata wolon.
2) Kata Serapan tanpa Modifikasi
Strategi ini digunakan untuk 8 kata/ungkapan (9.30%). Kata/ungkapan itu adalah sebagai berikut.
Bahasa Sumber | Bahasa Sasaran | Bahasa Sumber | Bahasa Sasaran |
1. Manggis 2. Saptagangg 3. Jaba 4. Wesia | Manggis Saptagangga jaba wesia | 5. Sateria 6. Sengguhu 7. Gamelan 8. Dangdut | sateria sengguhu gamelan dangdut |
Penerjemah menyerap kata/ungkapan yang tidak memiliki padanan langsung itu secara langsung tanpa memberikan suatu penjelasan. Kata sengguhu, dangdut, gamelan langsung diserap ke dalam naskah sasaran tanpa modifikasi.
e. Dimodifikasi dengan ciri dan bentuk
Strategi penerjemahan dengan menjelaskan ciri dan bentuk kata/ungkapan digunakan oleh penerjemah profesional untuk 4 (4.65%) kata/ungkapan. Keempat kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut.
Bahasa Sumber | Bahasa Sasaran |
1. Kapur sirih 2. Lumbung 3. Ikat kepala cara Buleleng 4. Sundari | A wad of betel The raised rice barn A head cloth A magic of bamboo singing |
Kapur sirih diterjemahkan sesuai dengan ciri dan bentuknya. Demikian pula kata lumbung, ikat kepala cara Buleleng dan sundari
Strategi Penerjemahan Transposisi
Strategi penerjemahan transposisi digunakan oleh penerjemah profesional untuk 4 (4.65%) kata/ungkapan. Keempat kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut.
Bahasa Sumber | Bahasa Sasaran |
1. Tepak sirih 2. Kerama desa 3. Sabung ayam 4. Kuda lumping | betel box village elder cockfight straw horse* |
Tepak sirih, kerama desa, dan sabung ayam diterjemahkan langsung secara kata per kata dengan menyesuaikan struktur bahasa Inggris dalam bahasa sasaran.
tepak - box ; sirih - betel
kerama - elder ; desa - village
sabung - fight ; ayam - cock
*Dahulu, kuda lumping terbuat dari kulit sapi atau kulit kerbau yang keras dan telah dikeringkan. Seiring dengan perkembangan zaman, kulit sapi dan kerbau keras itu semakin mahal untuk dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan kuda lumping, sehingga masyarakat menggunakan “jerami” sebagai gantinya, tetapi Kuda Lumping tetap dinamakan Kuda Lumping, bukan Kuda Jerami. Hal inilah yang mendasari penerjemah untuk menerjemahkan kata lumping menjadi “straw”.
Dimodifikasi dengan pernyataan fungsi
Strategi penerjemahan dengan modifikasi pernyataan fungsi digunakan oleh penerjemah profesional untuk 4 (4.65%) kata/ungkapan. Ketiga kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut.
Bahasa Sumber | Bahasa Sasaran |
1. Guci tuak 2. Kain kafan 3. Bulang 4. Senteng | Jars of coconut wine Funeral/burial clothe Breast clothe Waist cloth |
Guci tuak adalah guci atau kendi yang digunakan untuk menyimpan tuak, sehingga diterjemahkan dengan Jars of coconut wine . Kain kafan adalah sejenis kain yang digunakan untuk pemakaman sehingga diterjemahkan dengan funeral/burial clothe. Bulang adalah kain penutup dada yang digunakan oleh para wanita Bali, sehingga diterjemahkan dengan breast clothe.
Strategi Penerjemahan dengan Pentransferan
Strategi penerjemahan dengan pentransferan digunakan oleh penerjemah profesional untuk 3 (3.48%) kata/ungkapan. Ketiga kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut.
Bahasa Sumber | Bahasa Sasaran |
1. Keris 2. Mantera 3. Rotan | kris mantra rattan |
Kata “keris”, umpamanya, ditransfer ke dalam bahasa Inggris dengan menyesuaikan pelafalan dalam bahasa Inggris, yaitu “kris”.
Dimodifikasi dengan bentuk dan fungsi
Strategi penerjemahan dengan modifikasi bentuk dan fungsi digunakan oleh penerjemah profesional hanya untuk 1 (1.16%) kata/ungkapan. Kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut.
Bahasa Sumber | Bahasa Sasaran |
balai-balai | the sleeping platform |
Balai-balai adalah sejenis bangku yang berbentuk seperti panggung dan digunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga diterjemahkan dengan the sleeping platform.
Strategi Penerjemahan dengan menggunakan Pola Umum-Khusus
Strategi penerjemahan dengan pola umum-khusus digunakan oleh penerjemah profesional hanya untuk 2 (2.32%) kata/ungkapan. Kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut.
Bahasa Sumber | Bahasa Sasaran |
1. (Pencari) beling 2. Kain lepas | bottle (collector) sarong |
Beling mengandung makna yang lebih umum. Beling mencakup botol, keramik, dan sejenisnya. Penerjemah hanya memilih salah satu cakupan makna beling, yaitu botol, sehingga padanan untuk pencari beling adalah bottle collector.
Kesimpulan dan Saran
1. Dalam menangani kata/ungkapan yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa sasaran (dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris), penerjemah profesional juga menggunakan strategi yang ditawakan Baker dan Larson, tetapi ada dua strategi yang paling sering digunakan, yaitu padanan deskriptif dan budaya.
2. Strategi penerjemahan dengan pola umum-khusus, yang tidak disinggung oleh Baker, Newmark, dan Larson, digunakan oleh penerjemah pada jumlah kata yang sangat terbatas.
3. Makalah ini tidak berusaha mengungkap alasan apa yang mendasari penerjemah menggunakan strategi penerjemahan tertentu untuk kata/ungkapan tertentu. Penelitian lanjutan masih perlu dilakukan untuk mengungkap rahasia tersebut.
4. Sumber data makalah ini menggunakan dua jenis naskah (genre), yaitu puisi dan cerpen. Makalah ini tidak berusaha untuk mengungkap perbedaan penerjemahan untuk kata yang tidak dikenal dalam kedua jenis naskah tersebut. Penelitian lanjutan perlu dilakukan.
Biodata
1. Mashadi Said menyelesaikan S-1 dalam bidang Bahasa dan Sastra Inggris pada tahun 1984 di IKIP Ujung Pandang. Post Graduate Diploma in Applied Linguistics di Regional Language Center (RELC) di Singapura tahun 1990. Magister Pendidikan Bahasa Inggris di IKIP Malang tahun 1994 dan Doktor Pendidikan Bahasa Inggris di IKIP Malang tahun 1998. Sejak tahun 2001 ia adalah Sekretaris Program Magister Sastra, Peminatan Penerjemahan Universitas Gunadarma Jakarta.
2. Daniek Supriana menyelesaikan S-1 dalam bidang Sastra Inggris pada tahun 1999 di Universitas Gunadarma Jakarta. Kini sebagai mahasiswa Program Magister Sastra, Peminatan Penerjemahan Universitas Gunadarma Jakarta.
3. Aris Wuryantoro menyelesaikan S-1 dalam bidang Sastra Inggris pada tahun 1999 di Universitas Gunadarma Jakarta. Kini sebagai mahasiswa Program Magister Sastra, Peminatan Penerjemahan Universitas Gunadarma Jakarta.
4. Ira Miranti menyelesaikan S-1 dalam bidang Sastra Inggris pada tahun 2002 di Universitas Gunadarma Jakarta. Kini sebagai mahasiswa Program Magister Sastra, Peminatan Penerjemahan Universitas Gunadarma Jakarta.
Daftar Pustaka
Baker, Mona. 1998.Routlegde Encyclopedia of Translation Studies. London: TJ International Ltd.
Bell, Roger T. 1991. Translation and Translating: Theory and Practice. England: Longman Group UK Ltd.
Budick, Sanford and Wolfgang Iser. 1996.The Translatability of Cultures. USA: Stanford University Press.
Duff, Alan. 1981. The Third Language: Recurrent Problems of Translation into English. England: Pergamon Press.
Hatim, Basil. 2001.Teaching and Researching Translation. London: Pearson Education Ltd.
Larson, Mildred. 1984. Meaning-Based Translation. A Guide to Cross Language Equivalence. Lanham. University Press of America.
Newmark, Peter. 1988. A Textbook of Translation. Hertfordshire: Prentice Hall International Ltd.
Newmark, Peter. 1981. Approaches to Translation. England: Pegamon Press.
Said, Mashadi. 1984. Sociocultural Problems in the Translation of Indonesian Poems into English: A Case Study on “On Foreign Shores”, Unpublished Master’s Thesis. Fakultas Pascasarjana IKIP Malang.
No comments:
Post a Comment