Tuesday, October 04, 2005

[Translation] Konsep Tidak Dikenal dalam Bahasa Sasaran

STRATEGI PENERJEMAHAN UNTUK KONSEP YANG TIDAK DIKENAL DALAM BAHASA SASARAN

(Sebuah Kajian tentang Strategi Penerjemahan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris)

Mashadi Said, Daniek Supriana, Aris Wuryantoro, Ira Miranti

Universitas Gunadarma, Jakarta

Makalah ini bertujuan untuk mengemukakan strategi penerjemahan yang ditempuh oleh penerjemah profesional dalam menerjemahkan kata/ungkapan yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa sasaran, dalam hal ini dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.

Pendahuluan

Strategi penerjemahan untuk konsep yang tidak dikenal dalam bahasa sasaran telah menjadi salah satu pusat perhatian pada ahli penerjemahan. Baker (1992), Newmark (1981, 1988), dan Larson (1984) misalnya, mengidentifikasi konsep-konsep yang tidak dikenal dalam bahasa sasaran, seperti kata/ungkapan yang sangat khas pada kebudayaan tertentu (culture-specific concept). Untuk menangani hal itu, mereka menawarkan strategi penerjemahan seperti penerjemahan dengan 1) menggunakan kata yang lebih umum; 2) menggunakan kata yang lebih netral/lebih tidak ekspresif; 3) pengganti kebudayaan; 4) menggunakan kata pinjaman atau kata pinjaman ditambah penjelasan; 5 parafrase; 6) transposisi; 7) dimodifikasi dengan pemerian bentuk; 8) modifikasi dengan pemerian fungsi; 9) modifikasi dengan pemerian bentuk dan fungsi; 10) ilustrasi; 11) catatan/keterangan.

Makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan sejauh mana penerjemah profesional menggunakan strategi itu untuk menangani kata/ungkapan yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa sasaran dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Untuk mengungkap hal tersebut, sumber data yang digunakan adalah 1) On Foreign Shores, terjemahan oleh John Mc Glynn; 2) Trouser Doll terjemahan oleh Linda Owens dan Harry Aveling, 2002; 3) The Rape of Sukreni terjemahan oleh George Quinn, 1998; 4)  The Barber terjemahan oleh Justine Fitzrald, Anna Netheim, dan Linda Owens, 2002.

Kata/Ungkapan yang tidak Memiliki Padanan Langsung

Dari sumber data, diidentifikasi 86 kata/ungkapan yang tidak memiliki padanan langsung yang dapat digolongkan dalam kategori kebudayaan sebagai berikut.

Ide dan gagasan

Wujud kebudayaan ini terdapat dalam alam pikiran manusia. Ide dan gagasan manusia  yang hidup bersama dalam suatu masyarakat memberi jiwa kepada masyarakat itu. Kata/ungkapan yang tergolong dalam kategori ini adalah sebagai berikut.

Sistem religi

Sistem pelapisan sosial

Sistem organi-sasi

Kesenian

Sapaan

Pekerjaan/mata pencaharian

Tawakal, toya tirta, sapta gangga, Batara Sri, Dewa, Mantera

Palasik, Ilmu pelintuh, Widi

Wesia, Sateria

Jaba, Sengguhu, Orang Jaba.

arisan

Bapak Pocung, Dandanggula, Megatruh blues, Dangdut, Kuda lumping, Sabung ayam, Megatruh

Junjungan, emak, laki

Tukang becak, Kernet

Peronda, Ustad, Pencari beling, Kerama desa, Punggawa, Tukang panjat, Kaki tangan

Penggawa kota, Satpam, Juru tulis

Kebiasaan/Aktivitas

Aktivitas adalah  tindakan berpola, digolongkan dalam wujud sistem sosial, terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul dengan sesamanya dari waktu ke waktu menurut pola-pola tertentu. Kata/ungkapan yang tergolong dalam wujud kebudayaan ini meliputi:

Upacara

Tolong menolong antar warga

Kebiasaan atau tindakan

Aben, Palebuhan

Bekerja rodi

Berpupur, gengsot, bersila

Artifak

Artifak dapat berupa  benda-benda hasil karya manusia yang meliputi:

Peralatan

Makanan/minuman/

selingan

Pakaian

Bangunan

Guci tuak, Lampu minyak tanah, Tepak sirih, Jimat, Keris, Belati, Sembilu,

Tungku, Lampu sentir,

Sanggul, Gamelan, Getek,

Badik,Becak,Pusaka

Kerupuk, Bayuan, Arak, Rokok kretek, Kapur sirih

Senteng, Bulang,

Kain lepas, Kebaya

Kerudung, Kain kafan,

Ikat kepala cara Buleleng,Telengkung

Balai-balai, Balai lumbung, Lumbung,

Kedai

Lingkungan/Ekologi

Kata/ungkapan yang mengandung konsep lingkungan/ekologi adalah:

Tumbuhan

Hewan

Lingkungan/tempat

Keadaan/sifat alam

Daun ketapang,Manggis

Gayam,Kangkung

Toge,Rotan

Bengkarung,

Kutu busuk

Wonosari

Sundari

Strategi Penerjemahan

Strategi  yang digunakan oleh penerjemah profesional untuk menerjemahkan kata/ungkapan spesifik dalam kebudayaan Indonesia meliputi 10 strategi, yaitu padanan deskriptif, padanan budaya, pola khusus-umum, kata serapan (dengan dan tanpa modifikasi), modifikasi dengan ciri dan bentuk, penerjemahan harfiah, modifikasi dengan pernyataan fungsi, pentransferan, modifikasi dengan bentuk dan fungsi, dan pola umum-khusus.

Strategi penerjemahan dengan menggunakan padanan deskriptif

Strategi padanan deskriptif adalah strategi yang paling sering digunakan oleh penerjemah profesional untuk menangani kata/ungkapan yang tidak dikenal dalam bahasa sasaran. Dari 86 kata yang teridentifikasi tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Inggris, penerjemah menggunakan pola tersebut terhadap 31 (36.04%) kata/ungkapan untuk mengungkapkan padanannya dalam bahasa Inggris. Keduapuluhdelapan kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut:

Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

1.      Tukang panjat

2.      Bayuan        

3.      Pelebuan    

4.      Kernet          

5.      Bersila         

6.      Megatruh

7.      Bapak pocung

8.      Dandanggula

9.      Bekerja rodi

10.  Lampu minyak tanah

11.  Panakawan

12.  Juru tulis

13.  Kaki tangan

14.  Ilmu pelintuh

15.  Telengkung

16.  Tawakal

                               

the men who climbed the trees

wine from last night

royal cremation ceremony

driver’s assistant

cross legged/sit in lotus position

traditional Javanese blues

ancient verses

ancient song

collective task

ancient kerosene lamp

pack of clown

one who works in office

faithful servant

Type of witching power

Girl’s prayer robes

Prepared to follow will of God

17.  Toya tirta

18.  Orang Jaba

19.  Rokok kretek

20.  Kerupuk

21.  Balai lumbung

22.  Berpupur

23.  Toge

24.  Ustad

25.  Palasik

26.  Tukang becak

27.  Gengsot        

28.  Pusaka

29.  Arak

30.          Punggawa kota

31.  Kutu busuk

Holy water

Outer, commoner caste

Clove cigarette

Shrimp crackers

Storeroom floor

Thick with face powder

Bean sprout

Prayer teacher

The devil worshipper

Pedicab driver

Chug a leg

Goods and heirlooms

Rice beer

Town authorities

Rotten parasite

Kata/ungkapan di atas diterjemahkan secara deskriptif untuk mengkomunikasikan makna secara akurat. Umpamanya, tukang panjat tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Inggris sehingga diterjemahkan dengan the men who climbed the trees. Bayuan adalah tuak yang didiamkan selama semalam diterjemahkan dengan wine from last night. Pelebuan adalah upacara pembakaran mayat khusus untuk orang-orang berkasta tinggi diterjemahkan dengan royal cremation ceremony, demikian seterusnya.

Strategi Penerjemahan dengan Menggunakan Padanan Budaya

Strategi padanan budaya adalah strategi yang juga sering digunakan oleh penerjemah profesional untuk menangani kata/ungkapan yang tidak dikenal dalam bahasa sasaran. Dari 86 kata yang teridentifikasi tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Inggris, penerjemah menggunakan pola tersebut terhadap 17 (19.76%) kata/ungkapan untuk mengungkapkan padanannya dalam bahasa Inggris. Keduapuluhempat kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut:


Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

1.   Satpam

2.   Aben           

3.   Tungku       

4.   Getek          

5.   Becak         

6.   Junjungan

7.   Kangkung

8.   Jimat           

9.  Dewa               

Security Guard

Cremation

Campfires

the raft

pedicab

husband

spinach

amulets

God

10.  Samadi Pasifik

11.  Peronda

12.  Arisan

13.  Kanda

14.  Peronda

15.  Punggawa

16.  Penggawa kota

17.  Kedai

                         

The Pacific Ocean

Patrolman

playing cards

dearest

patrolman

officer

town authorities

food stall

Dalam bahasa sumber, satpam adalah singkatan dari Satuan Pengamanan, dalam bahasa Inggris padanan yang menyerupai Satpam adalah Security Guard. Aben termasuk dalam upacara pembakaran mayat di Bali. Penerjemah menggunakan cremation sebagai padanan untuk kata itu karena kata cremation maknanya hampir sama dalam kebudayaan Inggris. Tungku adalah salah satu sarana dapur yang menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya dan berfungsi sebagai perapian untuk memasak, sehingga diterjemahkan dengan campfire yang bentuknya mirip dengan tungku.

c. Strategi Penerjemahan dengan Menggunakan Pola Khusus-Umum

Strategi pola khusus-umum digunakan oleh penerjemah profesional untuk menangani kata/ungkapan yang tidak dikenal dalam bahasa sasaran terhadap 10 (11.62%) kata/ungkapan. Kedelapan kata/ungkapan itu adalah sebagai berikut.

Bahasa Sumber

Bahasa sasaran

Bahasa Sumber

Bahasa sasaran

1.   Belati

2.   Sembilu

3.   Daun ketapang

4.   Wonosari

5.   Lampu sentir

Knife

Knife

Leaves

Indonesia

Lamp

6.      Sanggul

7.      Kebaya

8.      Gayam

9.      Bengkarung

10.  Kerudung

Hair

Blouse

Fruit

Lizard

Cover

Belati merupakan sejenis senjata tajam yang digunakan untuk membela diri atau menyerang orang lain. “Belati” adalah salah satu senjata khas dari Indonesia yang mungkin karena bentuk dan ukurannya, belati  tidak ada padanannya dalam bahasa  Inggris, sehingga untuk kata belati, knife lebih sesuai karena knife (pisau) adalah kata yang lebih umum dari belati. “Daun ketapang” merupakan salah satu jenis daun yang tidak dijumpai pada lingkungan Inggris. Karena kata ini tidak mempunyai padanan dalam bahasa Inggris, maka cara untuk menerjemahkannya adalah dengan menggunakan kata generik yaitu leaves yang berarti daun secara umum. 

d. Strategi penerjemahan dengan menggunakan kata serapan

Strategi penerjemahan dengan kata serapan dilakukan oleh penerjemah profesional dengan dua cara yaitu:

1)      Kata Serapan dengan Modifikasi

Strategi ini hanya digunakan untuk 2 kata (2.32%). Kata itu adalah sebagai berikut.

Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

Wolon

Batara Sri

Wolon, the resting period

Lady Sri, the goddess of rice

                Kata “wolon” diserap ke dalam bahasa Inggris sebagai bahasa sasaran, kemudian diberi penjelasan sebagai modifikasi kata wolon.

2)      Kata Serapan tanpa Modifikasi

Strategi ini  digunakan untuk 8 kata/ungkapan (9.30%). Kata/ungkapan itu adalah sebagai berikut.

Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

1.       Manggis

2.       Saptagangg

3.       Jaba            

4.       Wesia

Manggis

Saptagangga

jaba

wesia

5.       Sateria

6.       Sengguhu  

7.       Gamelan    

8.       Dangdut

sateria

sengguhu

gamelan

dangdut

            Penerjemah menyerap kata/ungkapan yang tidak memiliki padanan langsung itu secara langsung tanpa memberikan suatu penjelasan. Kata sengguhu, dangdut, gamelan langsung diserap ke dalam naskah sasaran tanpa modifikasi.

e. Dimodifikasi dengan ciri dan bentuk

Strategi penerjemahan dengan menjelaskan ciri dan bentuk kata/ungkapan digunakan oleh penerjemah profesional untuk 4 (4.65%) kata/ungkapan. Keempat kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut.

Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

1.  Kapur sirih

2.      Lumbung

3.      Ikat kepala cara Buleleng

4.      Sundari

A wad of betel

The raised rice barn

A head cloth

A magic of bamboo singing

Kapur sirih diterjemahkan sesuai dengan ciri dan bentuknya. Demikian pula kata lumbung, ikat kepala cara Buleleng dan sundari

Strategi Penerjemahan Transposisi

Strategi penerjemahan transposisi digunakan oleh penerjemah profesional untuk 4 (4.65%) kata/ungkapan. Keempat kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut.

Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

1.      Tepak sirih                 

2.      Kerama desa             

3.      Sabung ayam

4.      Kuda lumping            

betel box

village elder

cockfight

straw horse*

Tepak sirih, kerama desa, dan sabung ayam diterjemahkan langsung secara kata per kata dengan menyesuaikan struktur bahasa Inggris dalam bahasa sasaran.

tepak   -           box      ;           sirih      -           betel

kerama            -           elder    ;           desa    -           village

sabung            -           fight     ;           ayam    -           cock

*Dahulu, kuda lumping terbuat dari kulit sapi atau kulit kerbau yang keras dan telah dikeringkan. Seiring dengan perkembangan zaman, kulit sapi dan kerbau keras itu semakin mahal untuk dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan kuda lumping, sehingga masyarakat menggunakan “jerami” sebagai gantinya, tetapi Kuda Lumping tetap dinamakan Kuda Lumping, bukan Kuda Jerami. Hal inilah yang mendasari penerjemah untuk menerjemahkan kata lumping menjadi “straw”.

Dimodifikasi dengan pernyataan fungsi

Strategi penerjemahan dengan modifikasi pernyataan fungsi digunakan oleh penerjemah profesional untuk 4 (4.65%) kata/ungkapan. Ketiga kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut.

Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

1.      Guci tuak                     

2.      Kain kafan  

3.      Bulang         

4.      Senteng                      

Jars of coconut wine

Funeral/burial clothe

Breast clothe

Waist cloth

Guci tuak adalah guci atau kendi yang digunakan untuk menyimpan tuak, sehingga diterjemahkan dengan Jars of coconut wine .  Kain kafan adalah sejenis kain yang digunakan untuk pemakaman sehingga diterjemahkan dengan funeral/burial clothe. Bulang adalah kain penutup dada yang digunakan oleh para wanita Bali, sehingga diterjemahkan dengan breast clothe.

Strategi Penerjemahan dengan  Pentransferan

Strategi penerjemahan dengan pentransferan digunakan oleh penerjemah profesional untuk 3 (3.48%) kata/ungkapan. Ketiga kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut.

Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

1.      Keris                                            

2.      Mantera                                       

3.      Rotan                                           

kris

mantra

rattan

            Kata “keris”, umpamanya, ditransfer ke dalam bahasa Inggris dengan menyesuaikan pelafalan dalam bahasa Inggris, yaitu “kris”.

Dimodifikasi dengan  bentuk dan fungsi

Strategi penerjemahan dengan modifikasi bentuk dan fungsi digunakan oleh penerjemah profesional hanya untuk 1 (1.16%) kata/ungkapan. Kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut.

Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

balai-balai                               

the sleeping platform

Balai-balai adalah sejenis bangku yang berbentuk seperti panggung dan digunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga diterjemahkan dengan the sleeping platform.

Strategi Penerjemahan dengan menggunakan Pola Umum-Khusus

Strategi penerjemahan dengan pola umum-khusus digunakan oleh penerjemah profesional hanya untuk 2 (2.32%) kata/ungkapan. Kata/ungkapan tersebut adalah sebagai berikut.

Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

1.      (Pencari) beling                         

2.      Kain lepas

bottle (collector)

sarong

            Beling mengandung makna yang lebih umum. Beling mencakup botol, keramik, dan sejenisnya. Penerjemah hanya memilih salah satu cakupan makna beling, yaitu botol, sehingga padanan untuk pencari beling adalah bottle collector.

Kesimpulan dan Saran

1.      Dalam menangani kata/ungkapan yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa sasaran (dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris), penerjemah profesional juga menggunakan strategi yang ditawakan Baker dan Larson, tetapi ada dua strategi yang paling sering digunakan, yaitu padanan deskriptif dan budaya.

2.      Strategi penerjemahan dengan pola umum-khusus, yang tidak disinggung oleh Baker, Newmark, dan Larson, digunakan oleh penerjemah pada jumlah kata yang sangat terbatas.

3.      Makalah ini tidak berusaha mengungkap alasan apa yang mendasari penerjemah menggunakan strategi penerjemahan tertentu untuk kata/ungkapan tertentu. Penelitian lanjutan masih perlu dilakukan untuk mengungkap rahasia tersebut.

4.      Sumber data makalah ini menggunakan dua jenis naskah (genre), yaitu puisi dan cerpen. Makalah ini tidak berusaha untuk mengungkap perbedaan penerjemahan untuk kata yang tidak dikenal dalam kedua jenis naskah tersebut. Penelitian lanjutan perlu dilakukan.

Biodata

1.      Mashadi Said menyelesaikan S-1 dalam bidang Bahasa dan Sastra Inggris pada tahun 1984 di IKIP Ujung Pandang. Post Graduate Diploma in Applied Linguistics di Regional Language Center (RELC) di Singapura tahun 1990. Magister Pendidikan Bahasa Inggris di IKIP Malang tahun 1994 dan Doktor Pendidikan Bahasa Inggris di IKIP Malang tahun 1998. Sejak tahun 2001 ia adalah Sekretaris Program  Magister Sastra, Peminatan Penerjemahan Universitas Gunadarma Jakarta.

2.      Daniek Supriana menyelesaikan S-1 dalam bidang Sastra Inggris pada tahun 1999 di Universitas Gunadarma Jakarta. Kini sebagai mahasiswa Program Magister Sastra, Peminatan Penerjemahan Universitas Gunadarma Jakarta.

3.      Aris Wuryantoro menyelesaikan S-1 dalam bidang Sastra Inggris pada tahun 1999 di Universitas Gunadarma Jakarta. Kini sebagai mahasiswa Program Magister Sastra, Peminatan Penerjemahan Universitas Gunadarma Jakarta.

4.      Ira Miranti menyelesaikan S-1 dalam bidang Sastra Inggris pada tahun 2002 di Universitas Gunadarma Jakarta. Kini sebagai mahasiswa Program Magister Sastra, Peminatan Penerjemahan Universitas Gunadarma Jakarta.

Daftar Pustaka

Baker, Mona. 1998.Routlegde Encyclopedia of Translation Studies. London: TJ International Ltd.

Bell, Roger T. 1991. Translation and Translating: Theory and Practice. England: Longman Group UK Ltd.

Budick, Sanford and Wolfgang Iser. 1996.The Translatability of Cultures. USA: Stanford University Press.

Duff, Alan. 1981. The Third Language: Recurrent Problems of Translation into English. England: Pergamon Press.

Hatim, Basil. 2001.Teaching and Researching Translation. London: Pearson Education Ltd.

Larson, Mildred. 1984. Meaning-Based Translation. A Guide to Cross Language Equivalence. Lanham. University Press of America.

Newmark, Peter. 1988. A Textbook of Translation. Hertfordshire: Prentice Hall International Ltd.

Newmark, Peter. 1981. Approaches to Translation. England: Pegamon Press.

Said, Mashadi. 1984. Sociocultural Problems in the Translation of Indonesian Poems into English: A Case Study on “On Foreign Shores”, Unpublished Master’s Thesis. Fakultas Pascasarjana IKIP Malang.


 

No comments: